Pixel Codejatimnow.com

Momen Wali Kota Surabaya, Bupati Sidoarjo dan Gresik Serius Bahas UMKM

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Zain Ahmad
Saat tiga kepala daerah berada dalam momen Surabaya Business Forum, HIPMI Surabaya. (Foto: HIPMI Surabaya/jatimnow.com)
Saat tiga kepala daerah berada dalam momen Surabaya Business Forum, HIPMI Surabaya. (Foto: HIPMI Surabaya/jatimnow.com)

Surabaya - Surabaya Business Forum yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya menjadi momen yang memperkuat kolaborasi tiga kepala daerah, yaitu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.

Ketiga kepala daerah itu menjadi pembicara dalam salah satu sesi diskusi di ajang tersebut. Ketua Kadin Surabaya, Muhammad Ali Affandi menjadi moderator. Juga tampak Ketua HIPMI Surabaya M. Luthfy.

"Ini momen yang luar biasa. Kita semua beruntung memiliki kepala daerah yang tidak hanya muda dan visioner, tetapi juga punya semangat kolaborasi,” ujar Andi, sapaan akrab Ali Affandi saat memberikan pengantar diskusi, Minggu (22/5/2022).

Andi lantas membawa diskusi dalam pembahasan program-program untuk memberdayakan pelaku ekonomi lokal khususnya UMKM di masing-masing daerah.

"Sesuai semangat kita hari ini, yaitu lokal berdaya," paparnya.

Sementara Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya memiliki banyak program pemberdayaan UMKM. Di antaranya adalah mengalokasikan 40 persen APBD untuk belanja yang dilakukan UMKM.

"Jadi mulai paving, kebutuhan seragam gratis untuk pelajar, sepatu gratis untuk pelajar, dan sebagainya, semua dikerjakan UMKM," kata Eri.

Surabaya juga memiliki aplikasi e-Peken yang menjadi sarana bagi belasan ribu ASN untuk berbelanja ke UMKM Kota Pahlawan. Setiap bulan transaksinya sudah berkisar Rp10 miliar.

Baca juga:
Emil Dardak Buka Kartu Terkait Perdagangan di Jatim

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menambahkan, pemberdayaan UMKM harus dilakukan secara terintegrasi, mulai dari permodalan, pelatihan, hingga fasilitasi pemasaran. Soal permodalan, Sidoarjo memiliki program KUR Sayang dengan bunga hanya 3 persen per tahun.

Lalu ada program Kartu Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang memberikan hibah modal untuk kelompok perempuan di lebih dari 8.000 RT se-Sidoarjo.

"Kami ingin dengan permodalan yang mudah, tumbuh semakin banyak UMKM dan usaha-usaha baru yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi," ujarnya.

"Kami juga menargetkan 20.000 UMKM naik kelas, yang belum bankable jadi bankable, yang belum digital jadi go digital, dan sebagainya," tambah Mudhlor.

Baca juga:
HIPMI dan Pemkot Surabaya Gencarkan Penyaluran Modal Barang untuk MBR

Sedangkan Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengatakan, UMKM memang menjadi pilar perekonomian di daerahnya. Pemkab Gresik juga sedang fokus mendampingi UMKM agar bisa mengekspor produknya ke luar negeri.

Berbagai pihak dikolaborasikan untuk tujuan tersebut, termasuk Ditjen Bea Cukai dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia).

"Untuk UMKM, kita sangat concern mendampingi. Ada banyak yang sudah ekspor. Ketika pasarnya semakin luas, tentu produksinya naik, ujungnya adalah pembukaan lapangan kerja yang lebih besar bagi masyarakat," jelasnya.