Pixel Codejatimnow.com

Bulan Bung Karno, PDIP Beber Sejarah Putera Sang Fajar dengan Surabaya

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Ni'am Kurniawan
Bakti sosial kader-kader PDIP Surabaya di depan rumah kelahiran Bung Karno, di Pandean Gang IV dan di kawasan rumah indekos HOS Tjokroaminoto di kampung Peneleh Tahun 2020 lalu (Foto: Dok. PDIP Surabaya)
Bakti sosial kader-kader PDIP Surabaya di depan rumah kelahiran Bung Karno, di Pandean Gang IV dan di kawasan rumah indekos HOS Tjokroaminoto di kampung Peneleh Tahun 2020 lalu (Foto: Dok. PDIP Surabaya)

Surabaya - Memasuki Juni, yang dikenal sebagai Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya memperingati dengan sejumlah kegiatan.

Setelah Hari Lahir Pancasila 1 Juni, dilanjutkan peringatan Hari Lahir Bung Karno, 6 Juni. Bertempat di rumah kelahiran Sang Proklamator dengan nama kecil Kusno, di kampung Pandean Gang IV, Kelurahan Peneleh, Genteng, Surabaya.

Surabaya adalah kota tempat kelahiran Putera Sang Fajar-panggilan lain Bung Karno. Surabaya juga tempat Soekarno tumbuh sebagai anak muda di zamannya dan menggembleng sebagai tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Adi Sutarwijono mengatakan, Juni menjadi Bulan Bung Karno karena di bulan ini ada tiga momen penting dalam kehidupan sang proklamator.

Pertama, pada 1 Juni 1945, di depan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, Bung Karno untuk kali pertama menyampaikan gagasan tentang lima sila dasar negara, yang dinamakan Pancasila yang digali dari kearifan masyarakat Indonesia. Hari itulah, 1 Juni kemudian ditetapkan menjadi Hari Lahir Pancasila.

Kedua, 6 Juni 1901 adalah hari lahir Bung Karno di Kota Surabaya. Ketiga, 21 Juni 1970 saat Bung Karno wafat dan membawa kesedihan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Selamat memasuki Juni Bulan Bung Karno. Kita kembali berkontemplasi, bahwa Surabaya adalah kota penting dalam perjalanan hidup, sejarah dan gerak perjuangan Bung Karno," ungkap Adi, Kamis (2/6/2022).

"Surabaya adalah kota kelahiran Bung Karno, di Pandean Gang IV pada 6 Juni 1901. Di Surabaya pula Bung Karno menempuh sekolah menengah, dengan indekos pada H. Oemar Said Tjokroaminoto. Dan, bersama tokoh-tokoh muda pergerakan yang lain, belajar dan menempa diri serta menyerap spirit perjuangan dari Pak Tjokro, pemimpin Sarikat Islam," sambung Adi, yang juga Ketua DPRD Kota Surabaya itu.

Baca juga:
Sindiran Megawati, Pedro Paulo Tak Terlihat, Gerakan Pangan Murah

Menurut Adi, kaitan Bung Karno dan Surabaya juga tampak ketika ayahanda Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu bersekolah di Hogere Burger School (HBS), yang kini menjadi bangunan Kantor Pos Besar, tak jauh dari Tugu Pahlawan Surabaya.

Dikatakannya, Surabaya adalah dapur pergerakan nasionalisme di Indonesia. Tempat para tokoh menggodok ide dan gagasan Indonesia modern, dan mengembangkan perlawanan yang terorganisir terhadap rezim kolonialisme Belanda.

"Tak heran, Bung Karno menyebut Surabaya sebagai dapur nasionalisme," ujar Adi.

"Peringatan Juni Bulan Bung Karno ini juga membawa ingatan kolektif kita, bahwa di Surabaya inilah digodok ide dan gagasan Indonesia modern oleh tokoh-tokoh muda pergerakan kala itu, seperti Bung Karno," jelas dia.

Baca juga:
Puncak Peringatan Bulan Bung Karno di GBK, Puan Maharani: Akan Ada Kejutan

Peringatan Hari Lahir Bung Karno di Surabaya meliputi khataman Al-Quran, istighosah, doa bersama lintas agama, gebyar resep Mustika Rasa warisan Bung Karno, Senam Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA), bakti sosial hingga santunan anak-anak yatim piatu.

Serta kegiatan yang dipelopori anak-anak muda milenial.

"Sehingga anak-anak muda, kaum milineal, memiliki kebanggaan kuat terhadap Bung Karno yang terlahir di Surabaya," kata Adi.

 

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi
Peristiwa

352 Pedagang Pasar Banyuwangi Direlokasi

Pasar Banyuwangi akan direvitalisasi menjadi pusat perbelanjaan dan destinasi heritage yang terintegrasi dengan Asrama Inggrisan, eks kantor dagang Inggris.