Pixel Codejatimnow.com

Berkunjung ke Kampung Keris, Khofifah: Empu Terbanyak di Dunia Ada di Sumenep

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Rabu (22/6).(Foto: Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Rabu (22/6).(Foto: Humas Pemprov Jatim)

Sumenep - Warisan budaya Indonesia, terutama Jawa Timur (Jatim), satu per satu semakin diakui dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNESCO secara resmi telah menetapkan keris sebagai salah satu benda pusaka warisan dunia kategori non-bendawi pada 2005.

Kemudian 2014, Kabupaten Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah yang memiliki empu (pembuat benda pusaka) terbanyak di dunia dan sebagian besar ada di Desa Aeng Tong-tong. Tahun ini juga masuk dalam nominasi 50 Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf yang akan dimumkan pemenangnya di akhir 2022.

Atas kekuatan para empu penghasil keris itulah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengunjungi Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Rabu (22/6). Desa Aeng Tongtong terkenal dengan sebutan Kampung Keris. Aeng Tong-tong merupakan desa yang menjadi rumah bagi 640 empu di Sumenep. Kualitas mereka bahkan sudah diakui dunia.

"Kami patut bangga atas pencapaian yang telah dilakukan, sehingga keberadaan Desa Aeng Tong-tong bisa membuat Sumenep diakui UNESCO sebagai daerah dengan penghasil keris terbanyak di dunia serta empu terbanyak di dunia," ungkap Khofifah dalam siaran pers yang diterima redaksi.

Apalagi Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong telah masuk proses penilaian pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 yang digelar Kemenparekraf. Setelah sebelumnya masuk 500 besar, 300 besar, 100 besar, sekarang terpilih 50 besar.

Saat ini, tinggal menunggu penentuan sebagai pemenang untuk kategori. Di antaranya kategori Daya Tarik Wisata, Homestay, toilet, souvenir, kelembagaan, CHSE, serta Digital dan Konten. Seperti tahun sebelumnya, masing-masing kategori diambil 5 pemenang. Yaitu, juara 1, 2, 3 serta Harapan 1 dan 2.

"Kami berdoa nanti Desember 2022 saat pemilihan ADWI, Desa Wisata Keris Aeng Tong-tong akan dipilih Kemenparekraf dan bisa menjadi juara tingkat nasional," harapnya.

Untuk itu, Khofifah berkomitmen untuk terus membantu dan menggencarkan promosi Desa Wisata Keris melalui peningkatan fasilitas. Jadi Desa Wisata Keris menjadi ikon baru desa wisata di Kabupaten Sumenep. Terutama berkat filosofi sejarah yang menjadi modal unggulan keberadaan Kampung Keris agar bisa semakin mendunia nantinya.

"Saya ingin memberikan support karena desa ini memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Ditambah kekayaan budaya adiluhung, dan filosofi nilai sejarah dari kerajaan-kerajaan yang ada di Sumenep," ujarnya.

Baca juga:
Apel Terakhir, Khofifah Minta Tetap Jaga Sinergitas: Sampaikan Terima Kasih Saya

Dilihat dari nilai sejarah dan filosofinya, keris menjadi bagian dari heritage serta kearifan budaya yang memiliki nilai budaya tinggi. Pada dasarnya keris bukan senjata tajam. Melainkan sebuah pusaka yang menjadi warisan budaya bangsa. Untuk itu, ia menaruh harapan besar agar jangan sampai nanti masyarakat yang mengkoleksi keris diartikan sebagai kolektor benda tajam atau senjata. Perspektif ini membutuhkan penjelasan khusus mengingat regulasi sajam memberikan restriksi tertentu.

"Jadi keris lebih tepat sebagai sebuah pusaka warisan budaya dan ini menjadi bagian dari pelestarian budaya bangsa yang ternyata, Empu terbanyak di dunia ada di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Setelah saya ikuti dan amati, ternyata proses pembuatan keris cukup lama. Ada hitungannya, milih hari untuk memulai, milih jam dan tidak boleh sembarangan," imbuhnya.

Dalam rangka menggencarkan promosi menjadi Desa Wisata, Khofifah akan menugaskan Disbudpar Jatim bersama para empu untuk membuat desa keris lebih dikenal dan mudah diakses wisatawan.

"Kami berharap para empu bisa mengidentifikasi nilai yang harus dikuatkan untuk menjadikan Desa Wisata Keris ini menjadi besar," tandasnya.

Sebagai informasi, Desa Aeng Tong-tong memiliki galeri khusus keris yang menjadi ruang untuk menampilkan produk-produk keris. Di sana juga ditampilkan keris dari para leluhur yang telah berusia 300 tahun. Galeri ini juga diperuntukkan sebagai tempat berkumpulnya para empu, kolektor, hingga pemerhati keris.

Baca juga:
Catatan Kinerja Khofifah di Mata Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim

Selain itu, ada ritual pencucian keris dan ziarah kubur kepada leluhur empu yang disebut dengan Penjamasan Keris. Acara juga dimeriahkan dengan pesta rakyat yang menampilkan kesenian tradisional seperti saronen dan macopat.

Khofifah Antusias Berjumpa Satu-Satunya Empu Perempuan di Sumenep

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah berjumpa dengan satu-satunya empu perempuan di Sumenep. Ketika bertemu dengan Khofifah, wanita yang akrab disapa Mpu Ika itu menjelaskan dengan sangat detail seluruh prosesi pembuatan keris dari awal hingga akhir. Bahkan, sebelum pembuatan beberapa keris harus dipastikan tanggal pembuatannya. Serta harus memberikan nilai estetika sekaligus pesan yang ada di dalam keris itu sendiri.

"Terima kasih ibu gubernur atas kehadirannya. Ini menjadi pemacu semangat kami untuk terus bekarya dan menjadikan Desa Wisata Keris ini semakin banyak diminati masyarakat Indonesia dan dunia sebagai sejarah dan warisan asli Indonesia," harapnya. (*)