Pixel Codejatimnow.com

Sinau Bareng Cak Nun, Mas Dhito: Kita Ini Masih Degan

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Yanuar Dedy
Mas Dhito dalam acara Sinau Bareng Cak Nun.(Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)
Mas Dhito dalam acara Sinau Bareng Cak Nun.(Foto: Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)

Kediri - Sinau Bareng Cak Nun atau MH Ainun Nadjib digelar di kawasan Simpang Lima Gumul, Senin (15/8/2022) malam. Acara tersebut merupakan rangkaian perayaan HUT ke-77 RI yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri.

Pada kesempatan itu, Cak Nun meminta warga yang hadir untuk membuat kelompok dan mendiskusikan tahapan kondisi Indonesia. Ia menganalogikan atau mengumpamakan Indonesia dengan evolusi kelapa. Mulai dari bluluk (bunga kelapa yang mulai berbuah), cengkir (buah kelapa kecil), degan (kelapa muda), hingga kelapa.

“Negara kita ini masuk dalam tahapan (evolusi) mana? dan definisikan setiap tahapan evolusi tersebut menurut pandangan kalian,” ucap Cak Nun kepada jamaah dalam rilis yang diterima redaksi.

Usai mendiskusikannya, ketiga kelompok tersebut sinau atau belajar dengan mendiskusikan setiap perkembangan Indonesia dengan perumpaan kelapa. Kemudian dipresentasikan untuk dibedah tuntas.

Menurut Cak Nun, Kediri dengan potensi yang dimiliki akan menjadi matang atau majunya Indonesia. Dari hasil diskusi, ketiga kelompok memiliki pandangan yang sama. Yakni, Indonesia saat ini pada tahapan hampir matang seperti degan.

“Mudah-mudahan matangnya Nusantara dari Kediri. Karena yang menjadi kelapa terlebih dahulu adalah Kediri. Potensinya sangat lengkap dan memenuhi syarat,” ujar Cak Nun.

Kediri telah melewati sejarah bluluk yang dahulu mempunyai Raja Jayabaya serta Empu Bharada. Jadi untuk berevolusi menjadi kelapa, Kediri dirasa paling siap.

Baca juga:
Mas Dhito Dampingi Menseskab Pramomo Anung Tinjau Bandara Dhoho

“Oleh karena itu, Kediri akan merintis kesadaran dan rasa syukur seperti itu. dan Mas Dhito (sapaan akrab Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana) yang masih muda ini, maka dia yang masih bisa berpikir panjang dan luas. Meruangi kemungkinan-kemungkinan untuk membangun Kediri,” terang Cak Nun.

Di akhir Sinau Bareng, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito menyebutkan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kekuatan, kekurangan hingga potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Untuk itu, mengajak masyarakat untuk terus bahu-membahu memikirkan langkah-langkah ke depan yang harus dilakukan untuk menuju Indonesia yang matang.

“Seluruh masyarakat yang ada di sini sadar bahwa kita ini masih degan. Lalu apa yang bisa kami lakukan? Berpikir untuk menjadi sebuah kelapa (kematangan),” kata Mas Dhito.

Mas Dhito juga mengapresiasi atas kebersamaan dan keberagaman jamaah dan masyarakat yang hadir dari berbagai penjuru Indonesia.

Baca juga:
Mas Dhito Pantau Arus Mudik Lebaran di Simpang Mengkreng Kediri

“Terima kasih kepada warga yang hadir. Saya senang ada dari Mojokerto, Palembang, dari Kediri. Artinya Kediri hari ini bagian dari NKRI. Artinya ribuan orang segini saja ada berbagai macam suku bangsa di Indonesia,” pungkasnya.

 

(ADV)