Pixel Codejatimnow.com

Relokasi Warga Terdampak Tanah Gerak, Khofifah Anggarkan Rp50 Juta Per Rumah

Editor : Sofyan Cahyono  Reporter : Ni'am Kurniawan
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban bencana alam di Pacitan.(Foto: Humas Pemprov Jatim)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi korban bencana alam di Pacitan.(Foto: Humas Pemprov Jatim)

jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus berupaya melakukan percepatan untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana tanah bergerak. Setelah melskukan assesement di Trenggalek dan siap relokasi, juga ke Blitar dan Kabupaten Pacitan. Bencana tersebut di Trenggalek, Blitar dan Pacitan, mengakibatkan ratusan rumah warga retak pada lantai hingga struktur bangunannya. Bahkan mengakibatkan jalan retak hingga ambles.

Usai melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Alun-alun Caruban Kabupaten Madiun, Gubernur Khofifah bergegas ke Pacitan meninjau lokasi rencana lahan relokasi bagi warga terdampak bencana tanah gerak, di Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jumat (28/10) siang. Bersama Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Gubernur Khofifah meninjau langsung area lahan seluas 3,6 hektare yang merupakan aset milik Pemkab Pacitan, yang rencananya digunakan untuk relokasi.

Usai peninjauan, Gubernur Khofifah mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim akan mengalokasikan anggaran dana BTT sebesar Rp50 juta untuk tiap satu unit rumah. Anggaran serupa juga telah dialokasikan Pemprov Jatim untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana di Kabupaten Trenggalek dan Blitar.

"Jika masyarakatnya memang berkenan, nanti anggaran untuk membangun 1 unit rumah menggunakan anggaran BTT Pemprov sebesar Rp50 juta, itu bantuan dari pemprov. Jika mungkin pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik," ungkap Khofifah usai meninjau lahan relokasi.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, pemprov bersama Pemkab Pacitan berupaya menyiapkan langkah terbaik bagi warga terdampak. Yakni dengan melakukan relokasi warga. Namun langkah tersebut bisa berjalan lancar jika masyarakat setuju untuk dilakukan relokasi.

"Kami pemkab dan pemprov bersama-sama, salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap (huntap). Ini asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan huntap," ungkapnya.

Selain itu, Khofifah kembali mengingatkan masyarkat untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengurangi resiko bencana. Apalagi belakangan cuaca ekstrim menyebabkan bencana hidrometeorologi , angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa daerah di wilayah selatan pulau Jawa mengalami bencana seperti banjir, tanah gerak dan tanah longsor.

Baca juga:
Hardiknas 2024 di Jatim, Pj Gubernur: Merdeka Belajar Buahkan Prestasi Gemilang

"Kalau potensi di wilayah pansela, mulai Jawa barat, kemudian Jawa Tengah ke Jawa Timur. Jadi memang cuaca esktrem ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur," katanya.

Untuk itu, Gubernur Khofifah menegaskan salah satu opsi yang bisa dilakukan agar masyarakat lebih aman dan terhindar dari kejadian yang sama adalah dengan merelokasi warga yang terdampak jika mereka bersedia. Lebih lanjut, orang nomor satu di Jatim ini meminta semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi dan mengaktifkan kembali satgas penanggulangan bencana di tiap Kabupaten Kota, kecamatan bahkan desa dan kelurahan.

"Masing-masing harus melakukan mitigasi secara lebih komprehensif jadi mitigasi semua masyarakatnya, komunitasnya, kemudian kami dari Pemprov dan Pemkab juga bersama-sama," pungkasnya.

Seusai meninjau lokasi relokasi, Gubernur Khofifah bersama Bupati Pacitan dan jajarannya juga mengunjungi salah satu rumah korban yang retak akibat tanah gerak. Sekaligus membagikan sembako kepada warga di Desa Ketanggung, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan.

Baca juga:
Pemkab Tulungagung Usulkan Pendirian SMA ke Pemprov Jatim

Sementara itu, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan sampai detik ini pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan evaluasi terkait jumlah rumah warga yang layak untuk direlokasi. Dari data yang masuk yang layak untuk relokasi terdapat 36 Kepala Keluarga (KK) sampai saat ini. Jumlah ini merupakan akumulasi dampak bencana dari 3 desa di Kecamatan Sudimoro. Yaitu, Desa Sukorejo, Ketanggung, dan Karangmulyo.

Ia menambahkan, data itu belum final. Jadi bisa berubah tergantung apakah warganya setuju direlokasi di tempat yang telah ditentukan.

"Jadi dari data yang masuk yang layak untuk relokasi itu ada 36 KK sampai saat ini. Itu bisa saja berkembang bisa berkurang tergantung masyarakatnya berkenan atau tidak untuk direlokasi di tempat ini," ungkap Bupati Pacitan.