Pixel Code jatimnow.com

Disebut Ada Kepentingan Politik di Balik Pencoretan Indonesia dari Host Piala Dunia U-20

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Ni'am Kurniawan
President Football For Peace Interfaith Indonesia, Zahrul Azhar Asumta (Foto: Rofiq for jatimnow.com)
President Football For Peace Interfaith Indonesia, Zahrul Azhar Asumta (Foto: Rofiq for jatimnow.com)

jatimnow.com - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar 20 Mei dan 11 Juni 2023.

FIFA memang tidak mengungkap detail alasannya dan hanya menyebut Indonesia gagal karena "situasi yang terjadi saat ini". Sementara Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengungkap penyebab utama dicoretnya Indonesia, karena FIFA telah melihat adanya intervensi dari sejumlah pihak.

Melihat gagalnya Indonesia menggelar Piala Dunia U-20, President Football For Peace Interfaith Indonesia, Zahrul Azhar Asumta menyebut bahwa ada permainan politik di dalamnya, lebih-lebih permainan politik identitas.

"Ini menjadi pelajaran bagi kita semuanya, agar janganlah bermain-main dengan politik identitas dan janganlah semuanya diukur untuk kepentingan politik," ujar Gus Hans-sapaan Zahrul Azhar, Sabtu (1/4/2023).

"Sehingga permasalahan yang mestinya hanya berkaitan dengan kisruh di dalam partai, keinginan orang per orang, berdampak pada cita-cita atau kepentingan strategis yang diharapkan semua orang," tambah dia.

Baca juga:
Piala Asia U20 2025, Indonesia Satu Grup dengan Juara Bertahan Uzbekistan

Dia menambahkan, hanya karena ulah politisi yang ingin menndapatkan jabatan dan keuntungan partainnya, justru berdampak pada gagalnya Indonesia, terutama para atlet untuk bisa eksis dalam membanggakan nama bangsa di kancah internasional.

Dirinya mengaku kasihan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras mengupayakan agar event dunia itu bisa berjalan baik.

Baca juga:
Bicara Imbas Pembatalan Indonesia Jadi Host Piala Dunia U-20

"Ternyata tidak mudah mencari suksesor Pak Jokowi. Sosok yang selama ini digadang-gadang seakan bisa membaca, sepemikiran, seide dengan Pak jokowi ternyata masih belum bisa," ungkapnya.

"Ini pasti membuat kecewa banyak orang yang telah mempertaruhkan dan memberikan harapan kepada seseorang, yang mungkin diharapkan bisa meneruskan langkah dan cita-cita serta model kepemimpinan ala Pak Jokowi," tandasnya.