Pixel Codejatimnow.com

3 Rekomendasi Wisata Religi di Sumenep, Bisa untuk Ngabuburit

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Masjid Agung Sumenep. (Foto-foto: internet)
Masjid Agung Sumenep. (Foto-foto: internet)

jatimnow.com - Berbagai wisata religi di Kabupaten Sumenep Jawa Timur bisa dikunjungi wisatawan selama bulan Ramadan. Mereka bisa menghabiskan waktu menikmati wisata religi untuk mengisi ngabuburit.

Biasanya, wisatawan akan berziarah kubur dan menikmati pemandangan di tempat-tempat bersejarah di ujung timur pulau Madura itu.

Beberapa wisata religi populer di Sumenep:

1. Asta Tinggi Sumenep

Asta Tinggi berada di Kecamatan Kota Sumenep. Bangunan itu merupakan salah satu tempat peristirahatan terakhir raja-raja dan keluarga bangsawan Keraton Sumenep. Makam ini dibangun pada abad ke-17 dan diselesaikan setelah tiga generasi.

Untuk diketahui, nama Asta Tinggi sebenarnya berasal dari bahasa Madura. Artinya adalah makam para Pangradja atau para Pembesar Kerajaan. Nama Asta Tinggi dipakai sebagai nama jalan di sekitar makam itu.

2. Asta Sayyid Yusuf Talango

Baca juga:
Puncak Kunjungan Wisatawan di KBS Diprediksi 14 April, Ini Antisipasi Parkirnya

Di Kabupaten Sumenep juga terdapat Asta Sayyid Yusuf. Letaknya di Kepulauan Poteran, Kecamatan Talango. Sebagian masyarakat menamakan tempat itu dengan Asta Sayyid Yusuf Talango.

Asta Sayyid Yusuf adalah makam seorang ulama sufi bernama Syekh Yusuf al-Makassari yang dikenal sebagai mursyid atau pembimbing tarekat Khalwatiyah.

3. Masjid Agung Sumenep

Baca juga:
KBS Tambah Satwa Baru, Merak Putih dan Buaya Siam Sambut Wisata Lebaran

Masjid Agung Sumenep adalah salah satu wisata religi yang sangat populer di Sumenep. Bangunan itu didirikan pada 1779 masehi dan memiliki makna filosofis pada setiap sudut bangunannya.

Saat awal berdiri, masjid ini dinamakan Masjid Jami’. Bangunan ini sendiri memiliki unsur budaya yang beragam dalam rancang bangunannya, yakni budaya Persia, Arab, India, Cina, dan Jawa.

Pola eklektis tersebut merepresentasikan keberagaman etnis yang tinggal di pulau berpenghasil garam tersebut.