Pixel Codejatimnow.com

Rumah Lahir Bung Karno Diresmikan jadi Wisata Sejarah

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Ni'am Kurniawan
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan destinasi wisata heritage Rumah Lahir Bung Karno di Jalan Pandean. (Foto: Niam Kurniawan/jatimnow.com)
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan destinasi wisata heritage Rumah Lahir Bung Karno di Jalan Pandean. (Foto: Niam Kurniawan/jatimnow.com)

jatimnow.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan destinasi wisata heritage Rumah Lahir Bung Karno di Jalan Pandean IV No.40, Sabtu (6/5/2023). Rumah masa kecil Presiden RI Ke-1 tersebut, menjadi salah satu tujuan destinasi wisata sejarah baru di Kota Pahlawan.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, sejarah Kota Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari Bung Karno. Maka dari itu, ia tak ingin sejarah Bung Karno terus melekat dengan Kota Pahlawan.

"Bung Karno dan Surabaya tidak bisa dipisahkan, seperti dua sisi mata uang. Saya ingin Surabaya melekat dengan Bung Karno, seperti halnya sejarah tempat orang tua Bung Karno (Raden Soekemi Sosrodihardjo) mengajar juga akan kita hidupkan kembali,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.

Eri juga menjelaskan, selain tak bisa dipisahkan dengan Kota Pahlawan, Rumah Lahir Bung Karno juga tidak bisa dipisahkan oleh kediaman H.O.S Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII No. 29–31, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Sejarah menuliskan, Bung Karno pernah tinggal di rumah kos milik H.O.S Tjokroaminoto pada awal abad ke-20. Presiden RI ke-1 tersebut menjadikan rumah H.O.S Tjokroaminoto bukan hanya sebagai tempat tinggal, namun juga dijadikan tempat untuk belajar dan membentuk pemikiran nasionalisme.

"Akan kita bentuk (Wisata Kebangsaan) di kawasan Peneleh ini, karena sangat luar biasa. Pemerintah Kota (Pemkot) tidak bisa sendiri dalam mengembangkan kawasan ini menjadi wisata kebangsaan, maka dari itu kita juga akan didampingi oleh teman-teman dari komunitas dan pegiat sejarah,” ujar Cak Eri.

Cak Eri ingin, pengembangan wisata sejarah di kawasan Peneleh ini sudah harus mulai berjalan pada Juni 2023, bersama dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) serta didampingi oleh komunitas sejarah.

Baca juga:
Mas Dhito Kunjungi Ndalem Pojok Bersama Pramono Anung dan Keluarga

"Menyambut Hari Pancasila, maka ini sudah harus berjalan, ini juga tugas Pak Camat dan Pak Lurah. Kudu iso (harus bisa), karena apa? Surabaya jangan pernah lupa sejarahnya,” inginnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Kukuh Yudha Karnanta berharap, kawasan dengan dibukanya Rumah Bung Karno bisa dijadikan sebagai pilihan paket wisata sejarah yang terintegrasi di Kota Pahlawan.

Menurutnya, di kawasan Peneleh banyak terdapat spot menarik yang diantaranya disebutkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi yakni H.O.S Tjokroaminoto, kemudian ada juga bangunan Hollands Indische School (HIS) yang beroperasi dari tahun 1921 hingga 1928, sekarang menjadi SDN Alun-alun Contong 1.

Baca juga:
Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Prabowo: Beliau Mempersatukan Nusantara

"Jadi bisa terintegrasi menjadi sebut paket wisata. Bangunan SDN Alun-Alun Contong 1 lokasinya berada di Jalan Sulung tak jauh kawasan tersebut,” katanya.

Kukuh menambahkan, jika ke depannya SDN Alun-alun Contong 1 dimasukkan ke dalam paket destinasi wisata sejarah, maka bangunan sekolah itu harus dipertahankan sesuai dengan aslinya. Selain itu, bisa juga dibentuk kurikulum yang berkaitan dengan sejarah pendidikan Kota Pahlawan.

"SDN itu kan tempat bapak dari Bung Karno yaitu Raden Soekemi Sosrodihardjo. Artinya dengan adanya SDN tersebut, maka akan memperkaya destinasi wisata heritage di Kota Pahlawan, sekaligus memperkuat signifikansi Sukarno sebagai arek Suroboyo,” pungkasnya.