Pixel Codejatimnow.com

Mas Dhito Bareng PSF Bangun Boarding School di Pare, Gratis untuk Siswa Kurang Mampu

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Yanuar Dedy
Penandatanganan MoU antara Bupati Hanindhito Himawan Pramana dengan Senior Director PSF, Elan Merdy. (Foto : Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)
Penandatanganan MoU antara Bupati Hanindhito Himawan Pramana dengan Senior Director PSF, Elan Merdy. (Foto : Humas Pemkab Kediri/jatimnow.com)

jatimnow.com - Pemerintah Kabupaten Kediri berkerja sama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF) membangun boarding school atau sekolah berasrama di Pare.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Hanindhito Himawan Pramana dengan Senior Director PSF, Elan Merdy, Rabu (17/5/2023).

Sekolah berasrama setingkat SMA yang didirikan di Pare tersebut gratis dan diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Kediri. Sekolah menempati bangunan SMA Dharma Wanita dengan daya tampung 130 orang siswa baru pada tahun ajaran baru 2023/2024.

"Sekarang kita sudah mulai memetakan dari 26 kecamatan, mana-mana anak-anak yang membutuhkan (untuk menjadi siswa sekolah boarding school)," kata Mas Dhito seperti dikutip dalam rilisnya yang diterima redaksi, Kamis (18/5/2023).

Pendirian boarding school itu merupakan tindak lanjut kunjungan Mas Dhito ke sekolah SMAN Bali Mandara pada 6 April 2023 lalu. Sekolah tersebut berdiri pada 2011 kerjasama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan PSF.

Adapun, boarding school yang didirikan di Pare ini merupakan kerjasama pemerintah dengan PSF untuk pertama kalinya. Mas Dhito pun mengajak kerjasama dari seluruh jajaran di Pemerintah Kabupaten Kediri demi kesuksesan pendirian sekolah unggulan ini.

"Ini bukan kerja Dinas Pendidikan (saja) ini kerja seluruh OPD. Semua OPD harus punya tanggung jawab dalam membangun sekolah unggulan yang akan kita kerjakan bersama Yayasan Putra Sampoerna," tuturnya

Baca juga:
Mas Dhito Dampingi Menseskab Pramomo Anung Tinjau Bandara Dhoho

Head of Program Development PSF, Juliana mengaku setelah adanya MoU tersebut pihaknya akan melakukan proses seleksi calon siswa dimana proses seleksi diakui akan berbeda dengan proses pada umumnya.

Proses seleksi, lanjut dia, dibagi dalam tiga tahap mulai dari seleksi dokumen, dilanjutkan kunjungan ke rumah calon siswa untuk validasi. Hal ini karena sasaran siswa yang akan sekolah di SMA berasrama itu merupakan anak-anak dari keluarga kurang mampu.

"Yang ketiga akan ada bootcamp yang mana ada serangkaian tes kembali dan yang lolos akan masuk menjadi siswa SMA berasrama angkatan 2023/2024," terang Juliana.

Untuk menjaring calon siswa itu, PSF akan bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Kediri untuk sosialisasi. Pihaknya juga akan membagikan formulir pendaftaran baik melalui kecamatan maupun kepala sekolah SMP.

Baca juga:
Mas Dhito Pantau Arus Mudik Lebaran di Simpang Mengkreng Kediri

"Kami akan memfasilitasi baik secara online maupun offline, jika memang ada calon siswa yang tidak mampu menggunakan google form bisa kami fasilitasi menggunakan dokumen-dokumen," ucapnya.

Juliana berharap didirikannya sekolah itu dapat memunculkan siswa unggul yang berdaya saing. Setelah tiga tahun sekolah di SMA berasrama tersebut, diharapkan siswa mampu melanjutkan ke perguruan tinggi.