Pixel Code jatimnow.com

Jadwal Java Coffe Culture 2023 Surabaya, Mengungkap Sejarah Kawasan Peneleh

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ni'am Kurniawan
Foto: Dinas Pariwisata Surabaya for jatimnow.com
Foto: Dinas Pariwisata Surabaya for jatimnow.com

jatimnow.com - Kota Surabaya tak hanya dikenal sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Jawa Timur. Akan tetapi juga dikenal sebagai kota yang kaya dengan potensi wisata sejarahnya.

Untuk menggali potensi itu lebih dalam, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkolaborasi bersama Bank Indonesia (BI) menggelar event Java Coffee Culture (JCC) 2023 & Festival Peneleh.

Acara ini, rencananya akan digelar pada tanggal 7-9 Juli 2023 mendatang di Jalan Tunjungan dan kawasan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati mengatakan, dalam acara bertajuk "Diplomasi Kopi Lintas Generasi" ini akan ada serangkaian event menarik, mulai dari Educoffee, Showcasing, Business Matching, JCC Competition, Teatrikal Soerabaja Tempoe Doeloe, Pasar Rakjat dan Layar Tanjap, Peneleh Heritage Track, dan masih banyak lainnya.

"Ada juga kompetisi foto, parade mural, hingga ada juga latte art competition, tak lupa ada UMKM Kopi se-Indonesia," kata Wiwiek, Jumat (30/6/2023).

Wiwiek menerangkan, Festival Peneleh adalah bagian dari upaya pemkot menggali potensi sejarah, budaya, dan ekonomi dalam mengembangkan kawasan wisata.

Peneleh merupakan salah satu kawasan dengan peradaban tua di Surabaya. Harapannya dengan festival di kawasan ini dapat menjadi bagian dari pembangunan kota yang berkarakter dan beridentitas.

Festival satu ini juga akan membawa tradisi lama yang pernah ada sebelumnya, yakni Pasar Rakyat, pasar ini biasa digelar secara tradisional ketika musim Muludan (Maulid Nabi).

Baca juga:
Desound Hadir di Pakuwon City Mall Surabaya, Cek Promonya

Pasar rakyat kala itu digelar di era 60 hingga 90-an. Kala itu, pasar rakyat terkenal tak pernah sepi, orang-orang lokal hingga luar daerah banyak yang berdatangan memadati pasar tradisional ini kala itu.

Pasar rakyat digelar di sepanjang Jalan Peneleh, waktu itu pedagang berjualan dengan cara berjajar, mulai dari pedagang kaki lima, penjual topeng-topengan, mainan, jajanan, pakaian, dan masih banyak lainnya.

Di kawasan ini pula kontak budaya, sosial, dan ekonomi berjalan kala itu. Namun, sejak 1990-an tradisi Muludan di Peneleh mati. Tidak ada lagi orang berjualan topeng-topengan dan mainan di Jalan Peneleh. Tidak ada lagi tontonan budaya lokal di tepian sungai Kalimas.

Maka, dengan rencana hadirnya konsep Pasar Rakyat baru, diharapkan Festival Peneleh akan membuka peluang dan merekonstruksi ulang sejarah Peneleh sebagai upaya pengembangan wisata yang berbasis sejarah, budaya, dan ekonomi.

Pemkot Surabaya bersama Bank Indonesia dan Komunitas Begandring Soerabaia bukan hanya ingin menggali potensi wisata sejarah dan budaya, akan tetapi juga ingin mendongkrak perekonomian serta UMKM Kota Pahlawan, terutama di kawasan Peneleh.

Baca juga:
Hujan Deras dan Angin Kencang di Surabaya, 3 Rumah Rusak-18 Pohon Tumbang

"Dalam festival ini pemkot turut melibatkan 16 RW di kawasan Peneleh. Nanti juga ada sajian kuliner, tampilan seni khas Peneleh dalam festival ini," terangnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk hadir dalam meramaikan acara yang digelar pada akhir pekan mendatang. Masyarakat juga bisa menggunakan busana khas tempo dulu sembari menikmati suasana acara JCC 2023 dan Festival Peneleh.

"Konsep ini (Festival Peneleh) pertama kali digelar dengan nuansa dan budaya lokal tempo dulu. Warga Kota Surabaya bisa hadir dan menikmati serangkaian acara ini mulai 7-9 Juli 2023 mendatang," pungkasnya.

Kegiatan ini juga akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Gubernur Provinsi Jatim Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta, dan Kepala Perwakilan BI Provinsi Jatim Doddy Zulverdi.