Pixel Codejatimnow.com

Ketika yang Besar Lebih Diperhatikan, 150 Lukisan 30 Senti Berjubel Penuhi Dinding Galeri Surabaya

Editor : Endang Pergiwati  
Pengunjung pameran lukisan 30 Senti di Galeri Surabaya. (Foto: Endang Pergiwati/jatimnow.com)
Pengunjung pameran lukisan 30 Senti di Galeri Surabaya. (Foto: Endang Pergiwati/jatimnow.com)

jatimnow.com - 30 Senti. Ini judul pameran yang menampilkan karya lukisan berukuran 30x30 cm.

Tak tanggung-tanggung, total ada 150 karya yang ditampilkan di Galeri Surabaya, Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.

Ada sekitar 50 seniman yang turut dalam pameran yang digelar mulai Sabtu (30/9/2023) hingga Rabu (4/9/2023) itu.

Hari Prayitno, selaku salah satu kurator pameran tersebut, mengatakan, lukisan yang dihadirkan memang berjubel.

"Area pandang kita melihat sebuah lukisan jadi bercampur dengan lukisan yang lain, karena ukuran lukisannya (30×30 cm) dan jarak antara lukisan juga berdekatan," tutur dosen jurusan Seni Rupa STKW Surabaya ini, Sabtu (30/9/2023) malam.

Namun ia menegaskan, risiko ini memang harus dilalui. Pasalnya, tujuan utama penyelenggaraan pameran ini adalah sebagai test case.

"Kita ingin melihat, seberapa minat pelukis muda Surabaya menggelar karya. Dari pameran ini, kita bisa melihat antusias mereka," ucap Hari.

Meskipun, diakui Hari, ada pula seniman yang tidak sepenuhnya serius untuk berkarya dan menampilkan karya berukuran 30x30 cm ini.

"Bahkan lebih dari 50 persen seniman yang sekadar main-main dengan ruang kanvas dalam ukuran itu," tambahnya.

Namun hal ini tidak dipandang sebagai suatu masalah. Hari kembali menekankan, bahwa pameran kali ini adalah sekadar tes.

Nantinya, dirinya bersama para pelukis Surabaya ini akan menggelar pameran dengan kriteria yang lebih ketat.

Baca juga:
Ketika Sobekan Kayu Faisal Amir jadi Karya Seni, Inspirasi dari Ketidakpastian

Sementara Ugo Untoro, perupa dari Yogyakarta, usai membuka pameran ini justru mengatakan, pameran ini sangat menarik.

"Ini menarik bagi saya karena saat ini saya melihat adanya gejala orang lebih menghargai karya berukuran besar," ucapnya.

Ugo Untoro. (Foto: Endang Pergiwati/jatimnow.com)Ugo Untoro. (Foto: Endang Pergiwati/jatimnow.com)

Sementara karya yang berukuran kecil seperti ini, baik secara komersial maupun wacana, malah ditinggalkan.

"Selama ini kita lebih menghargai lukisan berukuran 1 meter. Sementara lukisan yang lebih kecil secara komersial dan wacana malah ditinggalkan," ujar Ugo yang terkenal dengan pameran tunggal berjudul "Kuda" yang sangat fenomenal digelar Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, tahun 2020 lalu. 

Baca juga:
Aliya Murdoko Gelar Pameran Tunggal Kedua, Terinspirasi Cerita Panji

"Padahal menilai lukusan itu kan seharusnya lebih pada apa yang ditampilkan, bukan pada ukuran," sambung perupa asal Purbalingga ini.

Itulah mengapa dirinya, bersedia datang ke Kota Surabaya ini hanya untuk membuka pameran dan menyampaikan apresiasinya.

Selain itu, dirinya yang mengaku memiliki sejarah pendek saat tinggal di Surabaya, mengatakan terkesan dengan karakter mereka.

"Karakter orang Surabaya, atau Jawa Timur itu saya suka. Mereka lebih apa adanya, lebih lugas, dan toleransinya juga lebih tinggi daripada daerah lain," tuturnya.