Pixel Codejatimnow.com

Transformasi Budaya Keselamatan, Pelindo TPK Bentuk Tim Safety Champion

Editor : Arina Pramudita  
Budaya keselamatan PT Pelindo Terminal Peti kemas. (Foto: SLTP/jatimnow.com)
Budaya keselamatan PT Pelindo Terminal Peti kemas. (Foto: SLTP/jatimnow.com)

jatimnow.com - Komitmen untuk menjadikan safety sebagai budaya perusahaan terus digaungkan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas. Hal itu dimaksudkan untuk mewujudkan kegiatan operasional terminal peti kemas yang aman dan lebih efektif.

Perseroan telah menunjuk 48 orang pekerja operasional dari seluruh terminal peti kemas sebagai safety champion. Mereka bertugas sebagai wakil manajemen untuk mendukung implementasi safety culture di lingkungan SPTP Group.

Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Putut Sri Muljanto mengungkapkan bahwa safety merupakan hal penting dalam kegiatan operasional pelabuhan. Baik terminal peti kemas maupun untuk non peti kemas.

Keberadaan safety culture menjadi pengingat kegiatan operasional pelabuhan memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

“Perlu adanya kepedulian dari seluruh pekerja, karena safety berangkat dari masing-masing individu untuk menjalankan kegiatan dengan benar dan aman,” kata Putut dalam pembukaan acara Safety Transformation SPTP 2023, di Bogor, Selasa (10/10).

Menurut Putut, untuk mendukung terminal yang mengedepankan aspek safety, juga perlu didukung dengan perbaikan operasional terminal.

Operasional yang terstandar dan sesuai dengan kaidah yang berlaku di dunia kepelabuhanan internasional. Termasuk juga kepedulian terhadap perawatan peralatan dan fasilitas yang ada di dalam terminal.

Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas M. Adji menyebut safety culture membutuhkan komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan perusahaan.

"Pimpinan harus memiliki roadmap dan menjadi contoh langsung dalam penerapan safety di lingkungan SPTP Group," ujarnya.

Baca juga:
Mudik Gratis Pelindo Petikemas Diserbu Penumpang

Adji juga menyebut terdapat 3 hal yang menjadi quick win penerapan safety, yakni induksi keselamatan (safety induction), sterilisasi terminal peti kemas, dan pemenuhan kebutuhan minimum dalam menunjang safety di terminal peti kemas.

Lebih lanjut, Adji menyebut bahwa 90% kecelakaan kerja di area terminal peti kemas disebabkan perilaku tidak aman dari pekerja. Sisanya sebesar 10% disebabkan kondisi tidak aman. Oleh karenanya, PT Pelindo Terminal Petikemas berfokus dalam merubah perilaku pekerja yang berorientasi pada safety saat bekerja.

“Safety ini merupakan bagian dari roadmap transformasi SPTP, karena di dalamnya ada kegiatan untuk merubah perilaku pekerja. Dimana hal itu membutuhkan komitmen dan contoh dari pimpinan perusahaan," tambah Adji.

"Dalam penerapan di lapangan kami menyiapkan 48 safety champion yang diharapkan dapat mempengaruhi semua pihak yang berkegiatan di dalam area terminal untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja."

Baca juga:
TTL Disinggahi Kapal dengan Draught Terdalam Capai 13,27 Meter, Pecah Rekor

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong Jece Julita Piris menyebut implementasi safety di TPK Sorong saat ini sudah semakin baik.

Para pekerja khususnya tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di TPK Sorong sudah semakin memahami pentingnya keselamatan dalam bekerja di area terminal.

Menurut Jece untuk menjadikan safety sebagai budaya dalam bekerja diperlukan ketegasan pengelola terminal.

“Pelindo di TPK Sorong saat ini sudah tegas terhadap para pekerja yang berkegiatan di dalam terminal. Mereka juga diberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait safety termasuk juga penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaan di dalam terminal peti kemas,” sebut Jece.