jatimnow.com - Mantan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko dikabarkan meninggal dunia, Kamis (30/11/2023) sekitar pukul 05.30 WIB di Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang. Kabar tersebut berhembus di pesan berantai berbagai WhatsApp Group (WAG).
Anggota DPRD Kota Batu, Khamim Tohari membenarkan kabar meninggalnya suami dari Dewanti Rumpoko itu. Dia mengatakan, bahwa almarhum sempat beberapa hari dirawat di rumah sakit tersebut.
"Sempat tiga hari dirawat, saya mendoakan semoga almarhum diterima disisinya, diampuni segala dosa-dosanya, dan dilapangkan jalan surganya, Amin," kata Khamim.
Dia mengatakan, sosok almarhum Eddy Rumpoko dikenal baik di lingkungan keluarganya.
"Beliau ini orangnya ngemong (membimbing) adik-adiknya di dalam keluarga," katanya.
Khamim yang juga sesama politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, bahwa almarhum oleh warganya dikenal sukses memajukan pariwisata Kota Batu selama menjabat Wali Kota.
Baca juga:
Imbauan Pj Wali Kota Batu Selama Bulan Suci Ramadan, Catat!
"Kita tidak pungkiri bahwa Kota Batu ditangan beliaunya untuk pariwisata maju, meski kita tidak pungkiri ada segi baik dan negatifnya," katanya.
Khamim juga menyampaikan, almarhum meski sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota, tetapi masih terus memikirkan untuk memajukan Kota Batu di masa akhir sebelum meninggal.
"Beliau ingin Batu ada Kereta Gantung seperti yang sudah direncanakan sejak dulu. Kemudian melindungi pertanian dan petani, belum lama ini komunikasi sama saya seperti itu," katanya.
Baca juga:
Rintik Hujan Iringi Pemakaman Mantan Wali Kota Batu Eddy Rumpoko
Lebih lanjut, sejauh ini, masih belum ada informasi pasti dimana almarhum Eddy Rumpko akan disemayamkan dan dimakamkan. Sebagai informasi, almarhum merupakan anak dari pasangan Brigjen TNI (Purn) Sugiyono dan Egnie Rumambe Sugiyono.
Almarhum merupakan mantan Wali Kota Batu selama dua periode, yaitu dari tahun 2007-2017. Pada periode pertama yakni 2007-2012, almarhum bersama Wakil Wali Kota Batu, Budiono. Pada periode kedua tahun 2012-2017, almarhum maju kembali berpasangan dengan Punjul Santoso.
Pada periode kedua menjabat, almarhum sempat tersandung kasus suap pada September 2017, dan dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara.
