jatimnow.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berziarah ke Makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Didampingi oleh sejumlah petinggi partai seperti Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, SBY tampak khusyuk dalam ziarah ini.
SBY menolak kegiatan ziarah ini dikaitkan dengan politik. Menurutnya, kegiatan ini merupakan murni ziarah sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa Bung Karno.
Presiden keenam Indonesia ini mengaku sudah 4 kali berziarah ke Makam Bung Karno.
Menurutnya, melihat sosok Bung Karno tidak bisa hanya sekedar proklamator atau Presiden pertama saja. Banyak sekali yang sudah Bung Karno lakukan ketika masih sangat muda dengan segala resiko keluar masuk penjara untuk Indonesia.
Hal inilah yang membuat SBY kagum dan selalu menghormati Bung Karno lahir batin.
"Meskipun ini musim kampanye pemilu namun ziarah saya ini ziarah betul, tidak ada kaitannya dengan politik," ujarnya, Jumat (08/12/2023).
Baca juga:
Demokrat Tegaskan Tolak Incumbent untuk Pilwali Probolinggo 2024, Sakit Hati?
Saat disinggung mengenai kondisi politik yang terjadi saat ini, SBY mengakui jelang pemilu tahun ini lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, SBY mengingatkan bahwa persaingan dalam pemilu tetap ada batasnya agar Indonesia tetap kondusif.
"Memang saat ini situasinya panas, namun tolong dijaga agar tidak melampaui batas. khawatir membikin masyarakat kita berhadap-hadapan. Pemilu dan kampanye yang mendidik itu ada. Daripada saling menghujat, saling memfitnah, lebih bagus tiga paslon capres-cawapres itu sampaikan kepada rakyat, kalau Insyaallah terpilih, mendapat dukungan rakyat, apa yang hendak dilakukan. Supaya rakyat tahu dan memilih atas dasar itu," tuturnya.
SBY juga berharap pelaksanaan Pemilu kali ini bisa berjalan dengan damai. Menurutnya, pemerintah dengan seluruh dukungan partai politik harus menjaga Pemilu yang damai.
Baca juga:
DPC Demokrat Usulkan 4 Nama jadi Ketua DPRD Pacitan, Siapa Saja?
Masyarakat juga harus bisa menerima siapapun yang terpilih dalam Pemilu tersebut menjadi pimpinan. Kondisi damai ini harus tetap terjaga kondusif.
"Siapapun yang terpilih itulah pemimpin kita, kita biasakan hal itu," pungkasnya.
