jatimnow.com - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyambut usulan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk mengerahkan pondok-pondok pesantren di Jawa Timur sebagai wadah mendidik anak-anak dari Gaza.
Prabowo mengatakan bakal menyampaikan gagasan tersebut kepada Presiden RI Joko Widodo.
"Beliau (Khofifah) juga memiliki gagasan untuk menawarkan bahwa Jatim siap menerima 1.000 anak-anak Palestina dan mungkin juga beberapa ibu-ibu yang trauma untuk sementara dididik di pesantren-pesantren Jatim," terang Prabowo di kediamannya Jumat (7/6/2024) saat menerima kedatangan Khofifah beserta Emil Dardak.
Prabowo juga kembali menyatakan sikap Indonesia untuk mendorong gencatan senjata atas konflik yang terjadi di Ukraina dan Palestina.
Presiden terpilih 2024-2029 itu pun merinci kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pasukan perdamaian, hingga mengevakuasi warga terdampak konflik di Gaza, Palestina.
"Indonesia juga tegas mendukung kemerdekaan rakyat Palestina," ujar Prabowo.
Baca juga:
Survei ARCI: Khofifah-Emil Unggul di Mataraman, Luluk-Lukman Cuma 4,3 Persen
Selain itu, Prabowo juga menyebut dirinya telah diberi mandat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan sejumlah langkah konkret untuk membantu warga Gaza.
"Presiden RI Pak Jokowi telah mengintruksikan saya, untuk Indonesia siap mengirim pasukan perdamaian dalam jumlah kekuatan yang signifikan," kata Prabowo.
"Kami juga siap segera mengirim tenaga rumah sakit lapangan untuk beroperasi di daerah Gaza. Dalam hal ini kita akan kerja sama dengan mitra kita di kawasan tersebut, Uni Emirat Arab (UEA)," sambungnya.
Baca juga:
Khofifah-Emil Komitmen Bangun Jatim jadi Gerbang Baru Nusantara
Selain menyoroti konflik di Gaza, Palestina, Prabowo dalam kesempatan tersebut menyatakan dukungannya kepada Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim 2024. Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai keduannya adalah sosok pemimpin yang terbukti mampu menyejahterakan warga Jatim.
Khofifah menegaskan, pesantren-pesantren di Jawa Timur siap menerima dan mendidik anak-anak Gaza. Ia memperkirakan adaptasi tidak sulit dilakukan karena penggunaan bahasa Arab yang biasa digunakan di lingkungan ponpes.
"Insya Allah semua berbasis pesantren, apalagi mereka berbahasa Arab, jadi komunikasi tidak ada masalah. Apa yg bisa kami lakukan, insyaAllah kita akan bangun semaksimal mungkin," tandas Khofifah.