Pixel Code jatimnow.com

Ternyata Ini Alasan Kemendikbudristek Menghapus Penjurusan SMA

Editor : Zaki Zubaidi  
Ilustrasi. (Foto: dok. jatimnow.com)
Ilustrasi. (Foto: dok. jatimnow.com)

jatimnow.com - Penghapusan penjurusan SMA yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengundang tanda tanya.

Apa sebenarnya alasan penghapusan jurusan IPA, IPS dan Bahasa di jenjang pendidikan SMA ini?

Kepala Badan Standar Nasional Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo mengatakan, dengan menghapus penjurusan di SMA, bisa mendorong murid melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi.

Diharapkan para siswa kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran (mapel) pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana.

Diterangkan, tahun 2022 lalu hanya 50 persen satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Kini, Kurikulum Merdeka sudah diterapkan pada 90-95 persen satuan pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Sehingga penghapusan ini dilakukan pada sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka.

"Peniadaan jurusan karena sekolah sudah menggunakan Kurikulum Merdeka,” kata Anindito dalam keterangan resmi, Kamis (18/7/2024).

Penghapusan jurusan di SMA, tegas Anindito, juga menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan non-pengetahuan alam (PA) dalam seleksi nasional mahasiswa baru.

Baca juga:
Pengalaman SMAN 3 Sidoarjo jadi Pilot Project Penghapusan Jurusan

"Dengan Kurikulum Merdeka, semua murid lulusan SMA dan SMK dapat melamar ke semua prodi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusannya ketika SMA/SMK," ujar Anindito.

Pada kelas XI dan XII SMA, murid yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau kariernya.

Murid SMA yang berencana kuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran (mapel) matematika tingkat lanjut dan fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran biologi yang selama ini masuk dalam jurusan IPA.

Baca juga:
Dewan Pendidikan Tulungagung Dukung Penghapusan Jurusan di SMA, tapi...

"Sebaliknya, seorang murid yang ingin berkuliah di kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mapel biologi dan kimia, tanpa harus mengambil mapel matematika tingkat lanjut," papar dia.

Menurut Anindito, persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan apabila murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA.

"Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat dan rencana kariernya, melainkan karena jurusan IPA diberi privilese lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi," pungkas dia.