Pixel Code jatimnow.com

Katino Sayangkan Pernyataan Ketua Tim Pemenangan FREN soal Hibah ke PCNU

Editor : Redaksi   Reporter : Yanuar Dedy
Wakil Ketua Ranting Tanfidziah NU Kelurahan Banjaran, Kota Kediri Katino. (dok. Pribadi)
Wakil Ketua Ranting Tanfidziah NU Kelurahan Banjaran, Kota Kediri Katino. (dok. Pribadi)

jatimnow.com - Silaturahmi pasangan FREN, Ferry Silviana Feronica dan Regina Nadya ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri, pada Jumat (27/9/2024) lalu meninggalkan polemik. Pernyataan Ketua Tim Pemenangan FREN, Abdullah Abu Bakar soal hibah yang telah diberikan ke organisasi Islam tersebut dianggap tidak etis.

Wakil Ketua Ranting Tanfidziah NU Kelurahan Banjaran, Kota Kediri Katino menyayangkan pernyataan mantan Wali Kota Kediri tersebut. Selain karena dana itu bersumber dari APBD bukan uang pribadi, menurutnya, sangat tidak etis disampaikan pada momentum Pilwali Kediri 2024 seperti saat ini karena bisa memicu pergolakan, utamanya di kalangan warga Nahdliyin.

“Ini harus diluruskan supaya warga NU tidak bertanya-tanya, hibah sebesar itu bagi NU sendiri sampai dimana, karena banyak elemen-elemen. Jadi bukan hanya ke NU saja tetapi untuk elemen lain,” terang Katino.

Mengurusi organisasi keagamaan dengan cara membina dan memberi dana hibah, imbuh Anggota DPRD Kota Kediri dari Partai Gerindra ini adalah kewajiban setiap kepala daerah. Termasuk juga Abdullah Abu Bakar saat dirinya menjabat sebagai wali kota.

“Selama ini Pemkot Kediri selain ke NU juga memberi hibah ke Muhammadiyah dan ormas lain. Tetapi statemennya memberi hibah ke NU senilai Rp46 miliar. Uang dari APBD itu tidak perlu diutarakan, karena ini tahun politik akan menjadi polemik,” tegasnya.

Saat itu, Abdullah Abu Bakar sekaligus suami Ferry Silviana Feronica itu menyebut telah mengeluarkan anggaran puluhan miliar di eranya untuk NU Kota Kediri.

“Anggaran yang sudah kita keluarkan ya kurang lebih sekitar Rp50 miliar untuk kegiatan kegiatan masjid, musala. Lalu juga guru madrasah, diniyah itu juga kurang lebih sekitar 50-an (miliar) lebih. Jadi ini yang perlu saya sampaikan, karena dulu saya pernah ditanya, jane Pemerintah Kota itu ngetokne anggarane piro to dinggo (PCNU Kota Kediri),” terang pria yang akrab disapa Mas Abu itu dalam sambutannya.

Baca juga:
Muslimat NU Kota Kediri Gelar Istigasah, Doakan Mbak Vinanda - Gus Qowim

Lanjut sambutan Mas Abu, anggaran untuk madin kurang lebih Rp2,5 miliar dalam satu tahun. Lantas guru TPQ sebesar Rp4,9 miliar dan untuk majelis taklim sebesar Rp504 juta dalam kurun waktu satu tahun.

“Lalu dalam tahun 2018-2024 kami sudah mengucurkan untuk musala, masjid, TPA, TPQ, PCNU itu sebensar Rp46 miliar. Itu besaran anggaran yang kami keluarkan pada waktu itu dan harapan kami ke depan tentu ini harus dirangkai kembali, dirakit kembali supaya ke depan kita bisa saling mengisi kekosongan di Kota Kediri,” beber Mas Abu.

Selain ke organisasi NU, Ketua DPD PAN Kota Kediri ini juga mengungkit kembali tentang jalinan kerjasamanya dengan Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil (Gus Ab). Dia sudah memberikan dukungan dan pendananan untuk agenda wakaf tempat ibadah umat Islam yang dikerjakan oleh Gus Ab.

Baca juga:
Jadi Kakak Asuh Disabilitas di Kediri, Vinanda Komitmen Wujudkan Kota Inklusif

“Selama kepemimpinan saya, saya bekerjasama dengan NU untuk banyak hal termasuk perbaikan musala dan masjid. Lalu Gus Ab kemarin ada masalah wakaf itu juga diurusi. Karena ada beberapa wakaf yang diakusisi oleh ahli warisnya, akhirnya kita tidak bisa bantu,” ucap Mas Abu.

Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Kota Kediri Ahmad Subakir enggan menanggapi polemik tersebut. Pihaknya memilih untuk mepersilahkan publik menanggapi pernyataan Mas Abu.

“Kami beranggapan munculnya ungkapan bantuan ke PCNU tak perlu ditanggapi. Biarkan publik yang menilai,” jawab Subakir.