Pixel Code jatimnow.com

Cagub Luluk Buka Data Pengangguran di Jatim: Lulusan SMK 6,4 Persen

Editor : Redaksi   Reporter : Sugianto
Luluk saat sarasehan di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Jember (Sugianto/jatimnow.com)
Luluk saat sarasehan di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Jember (Sugianto/jatimnow.com)

jatimnow.com - Calon Gubernur Jawa Timur dari nomor urut satu Luluk Nur Hamidah membuka data penyumbang pengangguran terbanyak di Jatim. Terbanyak adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). 

"Sekolah SMK lulusannya, penyumbang pengangguran terbanyak ada lulusan SD, Perguruan Tinggi 4,6 persen dan SMK 6,4 persen. Berarti ini ada masalah," kata Luluk, dalam sarasehan di Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris) Antirogo Jember, Minggu (20/10/2024).

Luluk menyebut, penyebabnya ada banyak hal. Yakni pengaturan regulasi yang dinilai-nya kurang tepat sasaran, dan distribusi lulusan ke tingkat lapangan kerja/industri yang kurang tepat. 

"Mungkin ini perencanaan kurang matang, dimana saat ini mendirikan SMA dilarang, sehingga di Jawa Timur ada 1500 SMK dan ada 1000 SMA. Sehingga, banyak lulusan SMK yang tidak ditampung di dunia kerja," sebutnya. 

Ia berjanji, jika pasangan Luluk - Lukman terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, ia berjanji akan memberi lapangan pekerjaan yang luas untuk lulusan SMK di Jatim.

"Semisal di Jember yang potensi akan pertanian, bisa SMK dimaksimalkan sesuai dengan potensi yang ada," tegas Luluk.

"Termasuk Jember memiliki laut, bisa SMK perikanan diadakan dan lain sebagainya. Sehingga, lulusan SMK ini bisa memanfaatkan potensi daerah yang ada. Karena bila terjadi kegagalan, tinggal bagaimana serius tidaknya gubernurnya," sambung dia. 

Sebelumnya, dalam debat publik perdana Pilgub Jatim 2024, isu lulusan SMK yang menjadi penyumbang pengangguran terbanyak dari pada lulusan sekolah sederajat lainnya menjadi pembahasan serius di debat publik Pilgub Jatim 2024. 

Cawagub nomor urut satu, Lukmanul Khakim, mengatakan, problem pengangguran menjadi salah satu fokus yang ingin ia selesaikan di Jawa Timur. 

Untuk mengatasi hal itu, menurut Lukman, perlu adanya link and Mach antara dunia pendidikan dan dunia kerja atau industri, ditambah lagi penyesuaian atau mapping ulang, mengenai pembangunan sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan industri yang ada. 

"Pembenahan mengenai masalah lulusan SMK ini kuncinya adalah pada link and Mach, antara dunia pendidikan dan dunia industri. Ini yang harus kita benahi, mengapa harus segara dibenahi? Karena kalau kita tidak sungguh-sungguh membenahi ini, jangan salahkan bila suatu hari bonus demografi ini akan menjadi bencana demografi," kata Lukman, pada debat publik perdana di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024).

Baca juga:
Mengukur Efektivitas Anggaran Pilkada Jatim 2024

Pemikiran Lukman ini juga sejalan dengan calon wakil gubernur nomor urut tiga, Gus Hans, menurutnya, keresahan yang sama mengenai masalah pengangguran menjadi pembicaraan setiap tahun. 

Menurut Gus Hans, saat ini ada pergeseran didunia kerja, yang semula pada industri padat karya, sekarang beralih pada modal. Hal ini yang kemudian berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. 

"Salah satu solusinya adalah penambahan materi di SMK dengan materi interpreneurship dan materi wirausaha, sehingga kita tidak menghasilkan tenaga foksi tetapi mencetak tenaga yang memang ahli dan mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri," ucap Gus Hans. 

Bagi dia, solusi dari masalah tahunan ini adalah pembenahan kurikulum. Gus Hans yakin masalah pengangguran pada lulusan SMK dapat terselesaikan atau minimal dapat dikurangi jika skema pendidikan di tingkat provinsi ini dapat dibenahi.

"Dan harapannya ada kesadaran dari kita bahwa kewirausahaan dan dunia kreatif itu tidak ada batasnya. Maka manfaatkan digital kreatif dan terus berkreasi mudah-mudahan dapat menjadi solusi bagi kita," tutupnya.

Pemikiran dua calon wakil gubernur ini dimentahkan oleh, Emil Listianto Dardak, calon wakil gubernur dari nomor urut dua. 

Baca juga:
Analisa Pakar Hukum Unair soal Gugatan Risma-Gus Hans

Menurut Emil, sapaan akrabnya, selama ia mendampingi Khofifah lima tahun belakang, saat ini para lulusan SMK jauh lebih kreatif dan mampu bersaing di dunia kerja. 

"Karena sekarang kita bekerjanya kreatif, Anak-anak SMK yang lulus sekarang banyak bekerja kreatif menjadi freelance, bukan lagi pilihannya menjadi karyawan atau wirausaha ada jalan tengah yang di sebut oleh Pak Jokowi adalah gig ekonomy yang ini banyak dilakukan oleh anak-anak SMK," ujar Emil. 

Emil menegaskan, selama menjabat, konsep gig ekonomy sudah diterapkan di Jatim. Ia juga mengklaim Pemprov Jatim adalah pelopor pertama yang memberikan solusi pengangguran melalui gig ekonomy tersebut.

"Pemprov Jatim paling pertama di Indonesia memperkenalkan dan memberikan solusi gig ekonomy yaitu mencomblangi atau menjodohkan (mengkolaborasikan) anatara UMKM dan talenta muda didampingi oleh mentor," pungkas Ketua DPD Demokrat Jatim itu.