Pixel Code jatimnow.com

Trump Kembali jadi Presiden AS, Harga Bitcoin Melonjak ke Rekor Baru

Editor : Zaki Zubaidi  
ilustrasi
ilustrasi

jatimnow.com - Bitcoin kembali membuat sejarah dengan mencapai rekor harga tertinggi baru di angka US$75.300 atau sekitar Rp1,190 miliar pada Kamis (7/11/2024).

Kenaikan harga ini didorong oleh sentimen pasar yang positif terkait hasil sementara pemilu Amerika Serikat, yang menunjukkan kemenangan bagi Donald Trump untuk kembali terpilih sebagai presiden.

Optimisme politik ini tidak hanya mempengaruhi pasar saham, tetapi juga pasar kripto, di mana para investor besar tampak menambah alokasi dana mereka ke Bitcoin.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan pemilu di Amerika Serikat selalu menjadi momen krusial bagi pasar global, dan kali ini pengaruhnya terasa di pasar kripto. Sejak hasil sementara yang menguntungkan Trump mulai terlihat, sentimen investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin meningkat tajam.

Hal ini terlihat dalam arus masuk institusional yang meningkat pada perdagangan ETF Bitcoin di AS mencapai US$6 miliar dalam satu hari terakhir saat pemilu dilaksanakan, yang sebagian besar diyakini dipengaruhi oleh optimisme terkait kemenangan Trump.

"Ekspektasi pasar terhadap hasil pemilu, yang secara langsung mendorong minat beli terhadap Bitcoin. Para investor tampaknya melihat kemenangan Trump sebagai kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan nilai pasar kripto dan Bitcoin dalam waktu dekat," jelas Fyqieh.

Fyqieh menambahkan, meskipun sudah mencapai level tertinggi baru, ada kemungkinan sebagian investor akan mulai merealisasikan keuntungan mereka, yang bisa menyebabkan penyesuaian harga Bitcoin dalam beberapa hari mendatang.

Jika hal ini terjadi, harga Bitcoin mungkin akan stabil di sekitar level support US$74.876 atau US$73.346. Atau akan kembali naik pada saat pengumuman kebijakan suku bunga The Fed yang kembali diturunkan pada bulan November ini.

"Setelah lonjakan harga lebih dari 9% dalam satu hari terakhir, Bitcoin kini berada di dekat level-level penting, dengan US$74.876 dan US$73.346 sebagai titik support terdekat. Jika profit-taking terjadi, ada kemungkinan harga akan berkonsolidasi di kisaran ini sebelum melanjutkan pergerakan," analisisnya.

Meskipun ada potensi koreksi, momentum bullish yang kuat dapat mendorong Bitcoin ke level lebih tinggi, apalagi jika didukung oleh kondisi makroekonomi yang mendukung.

Baca juga:
Bitcoin Potensi Cetak Rekor Baru di Tengah Sentimen Positif Pasar

Jika kenaikan berlanjut, Bitcoin bisa saja mencetak rekor baru mencapai level harga US$80.000 atau sekitar Rp1,268 miliar. Ini semakin mengukuhkan kepercayaan investor terhadap aset kripto ini sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Siklus Bitcoin Setelah Pemilu AS

Fyqieh mengungkap Setiap empat tahun sekali, saat warga AS memilih pemimpin baru, pasar kripto menunjukkan pola menarik. Harga Bitcoin pada hari pemilu tampak sering menjadi pijakan awal bagi pergerakan harga di masa depan.

"Pada pemilu AS 2020, harga Bitcoin berkisar di angka US$13.569 dan melonjak ke rekor tertinggi US$69.000 dalam waktu satu tahun. Bahkan di tahun-tahun berikutnya, level harga ini tetap menjadi acuan kuat, bertahan sebagai batas bawah yang sulit ditembus selama masa penurunan. Tren ini mencerminkan optimisme investor yang berharap hasil pemilu dapat membuka peluang baru bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya," katanya.

Masa depan Bitcoin bergantung pada agenda politik global negara-negara utama, termasuk AS. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS bisa menjadi dorongan besar bagi pasar kripto.

Baca juga:
Bitcoin Diprediksi Sulit Tembus US$ 66.000, Ini Alasannya

Berdasarkan survei, lebih dari 60% masyarakat AS optimis bahwa kemenangan Trump akan memicu tren kenaikan harga kripto, terutama karena pendekat deregulasi yang bisa membawa masuk lebih banyak investor ke pasar.

Trump telah memperlihatkan dukungan yang jelas terhadap aset digital, bahkan mendapat julukan sebagai "kandidat kripto." Salah satu janjinya yang paling menarik perhatian adalah mengganti ketua U.S. Securities and Exchange Commission (SEC), Gary Gensler yang selama ini dianggap terlalu ketat dalam mengatur sektor kripto.

Pergantian ini diharapkan akan menciptakan kebijakan yang lebih terbuka dan mengurangi tekanan regulasi, memberikan ruang bagi inovasi dan adopsi yang lebih luas.

"Agar janji Trump dapat memengaruhi harga Bitcoin dalam jangka panjang, janji tersebut harus didukung oleh langkah-langkah yang substansial dan konsisten. Jika tidak, janji tersebut hanya akan menyebabkan fluktuasi harga kembali terjadi di pasar kripto, terutama Bitcoin," pungkas Fyqieh.