jatimnow.com - Metode pengusiran hama konvensional yang menggunakan kaleng ternyata tidak lagi relevan dan optimal.
Untuk merespons permasalahan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan teknologi smart farming sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas padi yang bebas dari hama.
Anggota tim KKN, Muhammad Naufal Nail Annafiu, menjelaskan bahwa teknik pengusiran hama konvensional dilakukan dengan menggantungkan kaleng pada tiang bambu di sekitar sawah. Kaleng tersebut akan berbunyi ketika tertiup angin, sehingga dapat mengusir hama. Namun, ketergantungan pada angin yang sulit diprediksi membuat metode ini kurang efektif.
“Jika masalah ini tidak diatasi, kualitas padi akan terus menurun seiring waktu,” ujar Naufal dalam siaran pers, Selasa (31/12/2024).
Untuk mengatasi masalah tersebut, Naufal dan timnya menginisiasi aplikasi smart farming melalui alat pengusir hama yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
Teknologi ini bertujuan untuk mempercepat produktivitas pertanian dan menjadi langkah konkret dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin kedelapan, yaitu menciptakan infrastruktur industri yang berkelanjutan berbasis teknologi.
Sosialisasi kepada petani
Naufal mengungkapkan bahwa smart farming adalah pendekatan modern di sektor pertanian yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Dalam proyek ini, teknologi diimplementasikan dengan menggunakan kaleng pengusir hama otomatis yang berbunyi selama dua menit setiap 20 menit.
“Alat ini dapat diaktifkan sesuai kebutuhan petani melalui website yang terintegrasi dengan IoT,” tambahnya.
Baca juga:
Petrokimia Gresik Tambah 160 Motor Listrik dari ITS Surabaya, Dukung Net Zero Emission
Melalui website ini, petani juga dapat memantau beberapa parameter penting seperti kelembaban tanah, kadar air tanah, dan kekuatan angin. Ketiga parameter tersebut dapat dipantau dengan menggunakan sensor yang terhubung ke kotak kontrol.
Kotak kontrol ini dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber energi utama, baterai untuk penyimpanan daya, serta Mi-Fi sebagai sumber koneksi internet.
Penerapan teknologi di lapangan
Selain itu, tim KKN juga memperkenalkan penggunaan drone yang dilengkapi dengan selang panjang, memungkinkan petani untuk menyirami tanaman atau menyemprotkan pestisida dari jarak jauh dengan menggunakan remote.
Alat ini memudahkan petani dalam menyirami lahan tanpa harus berjalan menyusuri seluruh area. Tim dari Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga Listrik, Departemen Teknik Elektro (DTE) ITS, juga memberikan pelatihan kepada petani mengenai cara instalasi, penggunaan, dan pemantauan alat tersebut.
Baca juga:
Ransomware Serang PDN, Ini Pesan Pakar Keamanan Siber ITS Surabaya
Implementasi di Desa Krogowanan
Sebagai bagian dari penerapannya, teknologi smart farming ini telah diujicobakan di Desa Krogowanan, Magelang. Hasilnya, tim berhasil meningkatkan efisiensi pengusiran hama hingga mencapai 90 persen.
Naufal berharap teknologi ini dapat membuka wawasan petani bahwa teknologi dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
“Semoga alat ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan di lebih banyak desa,” tutup Naufal dengan penuh harap.
URL : https://jatimnow.com/baca-74427-inovasi-smart-farming-untuk-usir-hama-dan-tingkatkan-kualitas-padi