Pixel Code jatimnow.com

Surabaya Dapat Predikat Kota Sehat dari WHO

Editor : Redaksi   Reporter : Ni'am Kurniawan
Pelayanan kesehatan Surabaya (ilustrasi/jatimnow.com)
Pelayanan kesehatan Surabaya (ilustrasi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Surabaya mendapat predikat sebagai kota sehat dari WHO. Hal itu tertuang dalam surat yang diterbitkan World Health Organization South-East Asia Regional Office tentang Healthy City Network atau Jaringan Kota Sehat dengan akreditasi WHO SEARO. 

Letter of Recognition ditujukan kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dalam surat tersebut, WHO mengapresiasi program dan kegiatan Pemkot Surabaya dalam mengembangkan Kota Sehat sesuai dengan norma dan pedoman dari organisasi kesehatan dunia PBB.

Dalam hal ini, Surabaya juga secara resmi tergabung dalam Healthy City Network atau Jaringan Kota Sehat WHO SEARO serta mendapat akreditasi sebagai Healthy City WHO SEARO.

"Dikukuhkannya sebagai Kota Sehat oleh WHO merupakan kehormatan besar bagi warga Surabaya. Langkah ini bukan tentang pengakuan internasional, tetapi mewujudkan kota yang sehat, setiap warganya memiliki akses lebih baik terhadap layanan kesehatan, lingkungan bersih dan nyaman, serta dukungan sosial yang kuat berbasis komunitas,” kata Wali Kota Eri, Jumat (3/1/2025).

Terdapat sejumlah indikator penilaian sehingga Surabaya menjadi bagian dari Jaringan Kota Sehat dengan akreditasi WHO SEARO Kawasan Asia Tenggara. Pertama, setiap perkampungan di Kota Pahlawan telah menghitung dan memetakan sanitasinya, seperti adanya jamban.

"Kedua, kebutuhan air bersih sudah 99 persen. Ketiga, terkait dengan aliran-aliran air, atau saluran-saluran. Dan keempat, bagaimana penanganan penyakit, maka pemkot mendirikan 1 RW 1 Nakes (R1N1) dan Pustu (Puskesmas Pembantu),” jelasnya.

Dari penilaian itulah, Surabaya berhasil mendapatkan akreditasi WHO SEARO dan resmi menjadi Jaringan Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara. 

"Kita tidak boleh terlena, kita akan gas lagi yang sudah berjalan, karena saya masih dengar ketika R1N1 ambil obatnya ke puskesmas. Ini tidak boleh, 2025 kita tata lagi,” tegasnya.

Baca juga:
Proyek Makan Bergizi Gratis di Surabaya Ingin Dikelola Mandiri?

 Eri menjelaskan, pengertian Kota Sehat menurut WHO adalah kota yang menempatkan kesehatan, kesejahteraan sosial, kesetaraan, dan pembangunan berkelanjutan di pusat kebijakan, strategi dan program lokal berdasarkan nilai-nilai dasar hak atas kesehatan dan kesejahteraan, perdamaian, keadilan sosial, kesetaraan gender, solidaritas, inklusi sosial, dan pembangunan berkelanjutan.

Serta dipandu oleh prinsip-prinsip kesehatan untuk semua, cakupan kesehatan universal, tata kelola lintas sektoral untuk kesehatan, kesehatan di semua kebijakan, partisipasi masyarakat, kohesi sosial dan inovasi. 

"Pendekatan utama dari pelaksanaan kota sehat WHO adalah kolaborasi lintas sektor, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,” tuturnya.

Terdapat enam jaringan Kota Sehat WHO di dunia bahwa anggotanya didasarkan letak geografis kota masing-masing guna memudahkan koordinasi dan persebaran informasi. 

Baca juga:
Antusias Warga Nikmati Perayaan Malam Tahun Baru 2025 di Balai Kota Surabaya

Antara lain, Jaringan Kota Sehat WHO Kawasan Eropa, Kawasan Amerika, Kawasan Timur Mediterania, Kawasan Pasifik Barat, Kawasan Afrika, dan Kawasan Asia Tenggara.

Berdasarkan letak geografis, Indonesia tergabung dalam Jaringan Kota Sehat WHO Asia Tenggara. Karena itu, tujuan Healthy City Network WHO SEARO atau jejaring Kota Sehat Kawasan Asia Tenggara adalah memfasilitasi perluasan cakupan dan penguatan pelaksanaan Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara.

"Memfasilitasi pembelajaran dan kolaborasi antar Kota Sehat di Kawasan Asia Tenggara, dan membangun kapasitas dan mendokumentasikan bukti-bukti hasil penyelenggaraan Kota Sehat,” terangnya.