Pixel Code jatimnow.com

Mahasiswa Rwanda Ukir Sejarah di ITS, 7 Publikasi Scopus Q1 dalam Genggaman!

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Mahasiswa Internasional Ntivuguruzwa Jean De La Croix calon wisudawan pada wisuda 132 dari program Doktor Ilmu Komputer (S-3) Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Foto: Humas ITS for JatimNow.com
Mahasiswa Internasional Ntivuguruzwa Jean De La Croix calon wisudawan pada wisuda 132 dari program Doktor Ilmu Komputer (S-3) Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Foto: Humas ITS for JatimNow.com

jatimnow.com - Ntivuguruzwa Jean De La Croix, mahasiswa asal Rwanda, berhasil menamatkan program Doktoral Ilmu Komputer di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan torehan tujuh publikasi bereputasi Quartile 1 (Q1) Scopus. Pencapaian ini diraih berkat ketekunan akademik dan kemampuan beradaptasi yang tinggi selama menempuh studi di Indonesia.


Jean, yang mendapatkan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari Kemendikbudristek RI, memilih ITS karena reputasinya yang kuat di bidang riset dan teknologi.

"Lingkungan akademik ITS memberikan ruang luas bagi saya untuk mengembangkan ide dalam bidang keamanan internet," ujarnya.

Penelitian Jean berfokus pada pengamanan informasi digital, sebuah isu krusial di era modern ini.

"Di era saat ini, transmisi data digital telah meningkat pesat dan banyak orang menggunakan media sosial. Oleh karena itu, banyak data yang perlu dijaga kerahasiaannya," jelasnya.

Penelitiannya bertujuan untuk menciptakan sistem keamanan yang lebih baik untuk melindungi data pribadi dan informasi sensitif di berbagai platform digital.

Salah satu publikasi Jean yang berjudul "A Convolutional Neural Network to Detect Possible Hidden Data in Spatial Domain Images" mengusulkan arsitektur Convolutional Neural Network (CNN) baru. Arsitektur ini mampu meningkatkan akurasi deteksi data tersembunyi dan memperbaiki stabilitas pelatihan jaringan.

"Prosesnya melibatkan tiga tahap utama, yakni pra-pemrosesan, ekstraksi fitur, dan klasifikasi," jelas Jean.

Baca juga:
Pecah Telor, Mahasiswa ITS Lulus Tanpa Skripsi

Tahap pra-pemrosesan menggunakan filter spatial rich model untuk memperkuat noise. Ekstraksi fitur dilakukan dengan konvolusi separable dua dimensi guna meningkatkan sinyal dan menangkap fitur lokal.

Tahap klasifikasi menggunakan pooling multi skala dan tiga lapisan fully connected untuk menghasilkan prediksi yang lebih akurat dan mempercepat waktu pelatihan hingga 30,81 persen.

Selain fokus pada akademik, Jean juga berbagi pengalamannya berkuliah di ITS. Ia mengakui bahwa ITS International Office sangat membantunya melalui program Buddy Department. Program ini memudahkannya beradaptasi dan mengenal budaya akademik serta sosial di kampus.

Baca juga:
ITS dan Kemenekraf Jalin Sinergi, Dorong Ekonomi Kreatif Nasional

"Kalau ada hal yang susah saya mengerti, saya biasanya langsung tanya ke para volunteer," ujarnya.

Prof. Tohari Ahmad, dosen pembimbing Jean, memberikan apresiasi atas kerja keras dan dedikasi mahasiswanya.

"Jean adalah contoh mahasiswa asing yang mampu memanfaatkan peluang dan sumber daya yang ada di ITS untuk mencapai prestasi yang membanggakan," ujarnya.

Keberhasilan Jean menjadi salah satu kontribusi ITS dalam mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-4 (Pendidikan Berkualitas) dan poin ke-9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur).

Ia akan menjadi salah satu wisudawan pada Wisuda ke-132 ITS mendatang.