Pixel Codejatimnow.com

Elektabilitas Cawagub Jatim Puti dan Emil Saling Kejar

Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu.
Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu.

jatimnow.com — Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu mengatakan, popularitas antara Puti Guntur Soekarno dengan Emil Dardak saling kejar. Elektabilitasnya, hanya terpaut cukup tipis tak sampai 8 persen.

Kendati terhitung baru berkampanye di Jatim, rapot survei cucu Bung Karno dimata publik telah mencapai 32,9 persen.

"Tergolong cepat, hanya terpaut sedikit dengan Emil Dardak yang popularitasnya 39,9 persen. Tapi kalau popularitas kandidat gubernurnya, antara Gus Ipul dan Bu Khofifah semuanya sudah di atas 70 persen,” kata Yohan.

Ia menyarankan untuk merebut Margin of error sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, sesuai hasil survei Litbang kompas yang dilakukan pada 19 Februari- 4 maret dengan 800 responden itu, agar menerapkan kampanye yang efektif.

"Keduanya bisa melakukan pendekatan keluarga, karena menjadi salah satu influencer utama dalam Pilgub Jatim. Preferensi orang dipengaruhi lingkungan keluarganya. Maka model kampanye door to door cukup efektif dalam meningkatkan awareness ke kandidat,” ujarnya.

Pada survei Polmark Indonesia, popularitas Emil sebesar 33,9 persen, hanya selisih sangat tipis di atas Puti sebesar 33,3 persen.

Baca juga:
Absen di Hari Jadi Provinsi Jatim, Gus Ipul: Persiapan Lengser

Pengamat politik Universitas Airlangga, Novri Susan PhD, mengatakan, menarik mencermati capaian popularitas antara Emil dan Puti. Emil sudah melakukan kerja politik sejak enam bulan lalu. Bahkan, bisa dikatakan sejak menjadi bupati pada Februari 2016, Emil cukup rajin mengisi seminar di berbagai daerah di Jatim.

Adapun Puti Soekarno baru muncul ke proses politik di Jatim mulai 10 Januari 2018 saat pendaftaran di KPU Jatim. Artinya, Puti baru bergerilya tak sampai dua bulan.

“Maka dengan selisih yang tidak besar itu, Puti mengirim pesan bahwa dia seorang petarung, pelaku politik yang dengan cepat membangun jejaring, piawai merespons dinamika lapangan, dan cakap memasarkan gagasannya,” ujar doktor lulusan Doshisha University Jepang.

Baca juga:
Gus Ipul Absen di Hari Jadi Jatim, Soekarwo Jamin Tidak Ada Konflik

Tentu saja, sambung Novri, cepatnya popularitas Puti terkerek juga karena dukungan mesin PDI Perjuangan dan kaum nasionalis lainnya. Namun ia juga mengatakan tantangan yang harus dilakukan adalah terus memacu pengenalannya.

“Karena seperti paparan dari banyak survei, sosok Bu Khofifah dan Gus Ipul sudah mentok pengenalan dan pendalaman kandidatnya. Nah tinggal bagaimana Emil dan Puti bergerak selincah mungkin. Kalau dari posisi saat ini, terlihat Puti lebih lincah bergerak,” pungkas Novri.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Erwin Yohanes