Pixel Code jatimnow.com

Unair Buat Tiga Makanan Penanggulangan Stunting

  Reporter : Erwin Yohanes Farizal Tito
Mahasiswa Magister Keperawatan Unair membuat makanan inovatif penanggulangan masalah stunting
Mahasiswa Magister Keperawatan Unair membuat makanan inovatif penanggulangan masalah stunting

jatimnow.com — Mahasiswa Magister Keperawatan Komunitas Universitas Airlangga (Unair) ciptakan 3 menu makanan atau camilan kekinian, yang dapat membantu mengatasi masalah stunting bagi anak-anak.

Dalam praktek pembuatan makanan penuh gizi itu dilakukan bersama ibu-ibu yang memiliki anak stunting dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat bertema "Mengatasi Stunting dengan Modifikasi Makanan Sehat" di Desa Glagaharun, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (29/11/2018).

Tiga menu makanan inovatif tersebut dimodifikasi mirip dengan jajanan yang di gemari anak-anak diantaranya Simoay Seafood, Pempek Mujair dan Mash Potato Udang.

Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat mengatakan proses proses pembuatan makanan inovatif itu hampir sama seperti pada umumnya, namun yang membedakan hanyalah bahan baku yang digunakan.

"Tiga makanan ini kaya akan kandungan gizi, sangat tinggi zink, dan cocok untuk menggugah selera anak-anak stunting," terang Idham Choliq.

Selain menciptakan makanan inovatif itu, pihaknya juga melakukan pendampingan bagi keluarga khususnya ibu sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak stunting.

"Tujuan kami melaksanakan pengabdian masyarakat dan Memilih stunting sebagai topiknya, adalah melibatkan keluarga dalam perawatan anggota yang memiliki masalah kesehatan. Keluarga (orang tua) memilki tugas untuk memelihara kesehatan anaknya, salah satu tugasnya adalah mampu merawat anggota keluarganya yang sakit," kata Idham.

Lebih lanjut Ia menyebutkan bahwa kemampuan orang tua (ibu) dalam memodifikasi makanan merupakan salah satu bentuk cara Ibu merawat anaknya yang stunting.

"Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami berharap para ibu memeliki kesadaran dan kemampuan dalam pemberian gizi pada anak mereka yang stunting" tuturnya.

Baca juga:
Gencar Turunkan Stunting, Pemkab Jember Minta TPPS Buka Info Fakta Lapangan

Pada kesempatan yang sama, Retno Indarwati dosen pendamping program pengabdian masyarakat mengatakan bahwa turut membantu mewujudukan targer pemerintah dalam menjadikan masyarakat Indonesia yang sehat.

"Stunting masih merupakan masalah utama di Indonesia. Maka, perlu ada penanganan khusus mulai dari intervensi 1000 Hari Pertama Kelahiran dan pemberian gizi yang cukup. Untuk itu, harapan dari kegiatan ini di harapkan dapat menstimulus ibu dan keluarga dalam mewujdukan anaknya menjadi sehat " tutur Retno

Ia mengatakan menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyebutkan bahwa kasus stunting di Indonesia menunjukan angka 37,2 persen. Artinya 4 dari 10 anak di Indonesia dipastikan mengalami stunting.

Menurutnya, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam jangka panjang, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca juga:
Pemkab Jember Evaluasi Kinerja TPPS dalam Pendampingan Keluarga Berisiko Stunting

Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab timbulnya stunting di antaranya: kurangnya asupan makanan, adanya penyakit infeksi, pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk dan rendahnya pelayanan kesehatan.

"Kami selalu mendorong mahasiswa kami untuk selalu menciptakan kegiatan maupun ide yang kreatif, guna mengurangi permasalahan penyakit yang berkembang di masyarakat," pungkasnya.