Bojonegoro

"Mengambil tema Ruwat Kang Ruwet ini, menjadi sarana kembali kepada diri sendiri, mengoreksi, mengevaluasi diri agar mengetahui kesalahan dan kekurangan pribadi untuk kemajuan semua," kata Ketua KSK Dri Subagyo.

"Kami berharap ke depan Bojonegoro mendapatkan pemimpin yang benar-benar amanah, mengayomi serta memperjuangkan kepentingan masyarakat," ujar Gianto.

“Terdakwa menutup jalan akses ke arah perusahaan kami, dan tanah itu milik kami yang digunakan untuk akses keluar masuk kendaraan, dan itu ditutup oleh para terdakwa,” ungkap Ade.

"Perlu adanya perhitungan kembali dari PT KAI, karena tarif yang diberikan untuk harga sewa itu memberatkan warga," kata koordinator aksi, Faisal Adiputra.

"Sampai hari ini belum jelas mekanismenya, pemberian bantuan antara desa satu dengan yang lain itu beda, tolak ukurnya apa?" ujar Samudi.

Sejumlah warga kembali datangi Kantor Kepala Desa setempat mendesak agar pemerintah desa mengupayakan untuk menutup tambang.

"Pemdes waktu itu membantu pihak dari PT untuk membujuk warga agar menyewakan tanah milik lima warga sebagai akses jalan truk untuk mengangkut hasil tambang dengan nilai sewa Rp 9 juta," kata Haji Affandi.

"Menurut saya eman-eman (disayangkan) uang sebanyak itu (Rp29,8 miliar) diberikan ke Lamongan, sebab persoalan riil di rumah sendiri belum tertangani maksimal," tandas Sukur Priyanto.