jatimnow.com - Puluhan massa yang tidak puas dengan pelaksanaan pemilu melakukan aksi unjuk rasa di Kota Malang menuntut pembubaran KPU dan menganulir hasil pemilu. Terjadi kerusuhan antara massa dan polisi serta TNI. Ini adalah bagian dari simulasi pengamanan pemilu di Malang.
Dengan membawa beberapa poster dan pengeras massa terus merangsek masuk ke Kantor KPU.
"Bubar, bubar, bubarkan KPU, bubarkan KPU sekarang juga," teriak aksi masa meminta KPU dibubarkan
Massa yang kian beringas membuat kepolisian melakukan negosiasi dengan perwakilan demonstran, namun tak ada hasil. Bentrokan pun tak terhindarkan, massa terus menyerang petugas keamanan yang berjaga.
Sempat terdengar dari walkie talkie, petugas keamanan melaporkan ke polres untuk meminta bantuan tambahan pasukan.
"Masa tidak bisa diatasi, mohon bantuan segera dikirim," laporan dari salah satu petugas keamanan.
Tak berselang beberapa lama, pasukan gabungan dari TNI dan Polri dengan tameng lengkap dan anjing pelacak dari Unit K9 turun lapangan membubarkan aksi demonstran yang mulai brutal.
Meski bala bantuan dari TNI dan Polri telah turun, masa aksi tetap memaksa maju menuntut KPU untuk dibubarkan.
"Jangan takut kawan-kawan, terus maju," teriak salah satu demonstran dengan pengeras suara.
Peringatan mundur terus diteriakkan kepolisian, namun massa terus bertindak brutal dan menyerang petugas.
Tak berselang lama, petugas mencoba membubarkan aksi massa dengan menyemprotkan gas air mata guna membubarkan massa. Beberapa orang yang dianggap sebagai provokator juga ditangkap.
Setelah diamankan para provokator tersebut, kepolisian berhasil mengendalikan suasana dan dapat membubarkan massa.
Simulasi pengamanan ini merupakan gabungan dari TNI dan Polri guna mengamankan pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Danrem 083 Baladhika Jaya, Kolonel Inf Bagus Suryadi Tayo menjelaskan, pembubaran masa yang dilakukan oleh gabungan TNI dan Polri kali ini merupakan bagian dari simulasi pengamanan pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang digelar di pada Jum'at (8/2/2019).
"Berbagai macam kemungkinan dapat terjadi, ini salah satu upaya pengaman yang kita lakukan," kata Bagus Suryadi usai simulasi.
Diharapkan dengan simulasi yang dilakukan oleh petugas gabungan kali ini, pemilu baik Pilpres maupun Pileg dapat diamankan oleh petugas dan berjalan dengan lancar.
"Ini sekaligus dalam rangka meningkatkan kemampuan seluruh personil," tambahnya
Simulasi pengamanan yang digelar di lapangan Rampal, Malang ini melibatkan 300 personel TNI dan Polri.
Bentrok Massa dan Polisi Pada Simulasi Pengamanan Pemilu di Malang
Jumat, 08 Feb 2019 13:44 WIB
Reporter :
Avirista Midaada
Avirista Midaada
Berita Malang
Kata Khofifah soal Progres Rumah Subsidi untuk Buruh dan Wartawan di Jatim
Pesan Arumi Elestianto Dardak untuk Bunda PAUD di Jatim
Khofifah Resmikan SPAM Singosari, Warga Malang: Terimakasih Ibu Gubernur
Selamat! Arema FC Lolos Lisensi Klub AFC
Melihat Lahan 9,7 Hektare di Malang yang Diperuntukan jadi Sekolah Rakyat
Berita Terbaru
Apa Kabar Penutupan Pasar Mangga Dua Surabaya?
Jemaah Haji asal Bojonegoro Meninggal saat Mendarat di Arab, Ini Identitasnya
Dua Korban longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Kubur
Kabupaten-Kota Jatim Diminta Percepat Program Kerja, 3 Hal Ini Jadi Prioritas
Bupati Jember Terbitkan SE Pencegahan Gratifikasi SPMB 2025
Tretan JatimNow
Agus Hermanto, Guru Pelosok Banyuwangi Sang Penjaga Mimpi Anak Desa
Kisah Wanita Single Parent jadi Pengemudi Ojol di Jember, Bawa Anak Tiap Hari
Kisah Wiwin Isnawati, dari Penjual Beras ke Kursi Legislatif DPRD Jatim
Profil Sofie Imam, Warga Tulungagung Asisten Pelatih Fisik Timnas Dampingi PK
Terpopuler
#1
Belajar Keuangan dari Bank Jatim
#2
Dua Korban longsor Trenggalek Dimakamkan Satu Liang Kubur
#3
Jemaah Haji asal Bojonegoro Meninggal saat Mendarat di Arab, Ini Identitasnya
#4
2 Korban Longsor Trenggalek Ditemukan, Berikut Identitasnya
#5