jatimnow.com - Kasus pembunuhan dengan mutilasi terhadap Budi Hartanto (28), warga Mojoroto, Kota Kediri menyeret 14 saksi untuk diperiksa. Dari pemeriksaan saksi-saksi itu, motif pembunuhan terhadap penari itu mengerucut ke asmara sesama jenis.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, 14 saksi itu diperiksa secara maraton hingga hari ini, Jumat (5/4/2019) baik di Polda Jatim maupun di Polres Blitar Kota.
"Sekarang kami kerucutkan kembali. Sebab dari 14 saksi yang sudah kami periksa, kami berkeyakinan bahwa motif perampokan dan motif ekonomi dari kasus ini tidak masuk. Kasus itu berkaitan dengan asmara," ungkap Barung di Mapolda Jatim, Jumat (5/4/2019).
Baca juga: Sudah P21, Dua Pelaku Mutilasi Penari di Kediri Dilimpahkan ke Kejari
Dari pengerucutan motif tersebut, Barung mengaku ada beberapa hal yang harus didalami oleh penyidik, terutama hubungan asmara korban dengan sesama jenis.
Baca juga:
- Pelaku Mutilasi Mayat Dalam Koper di Blitar Sudah Tertangkap?
- Teman Dekat Korban Mutilasi Mayat Dalam Koper Diamankan, Pelaku?
"Ada beberapa hal yang harus kita dalami dari penyidik berkaitan dengan orientasi seks yang berbeda. Dari yang lainnya juga," sebutnya.
Baca juga: Masa Penahanan Dua Tersangka Mutilasi Penari Asal Kediri Diperpanjang
Dari 14 saksi yang diperiksa, lanjut Barung, salah satunya merupakan seorang pria yang berprofesi sebagai aparatur sipil negeara (ASN) yang berasal dari Kabupaten Nganjuk.
ASN itu diperiksa setelah didapati fakta pernah 'dekat' dengan korban semasa hidup. Namun Barung belum membeberkan berapa lama ASN itu menjalin hubungan dengan korban.
"Yang dari Nganjuk itu adalah pegawai, salah satu pegawai dilingkungan Kabupaten Nganjuk. Ini teman dekatnya. Diterjemahkan dengan orientasi seks. Saksi bukan ditangkap tapi diamankan karena alibinya waktu itu yang kita uji," sambungnya.
Baca juga: Video: Rekonstruksi Mutilasi Penari Asal Kediri
Sebelumnya, Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar menyebut bahwa timnya mengamankan seorang pria berinisial IS untuk diperiksa. Sebab IS diduga menjadi pria yang terakhir kali berkomunikasi dengan korban melalui telepon.