jatimnow.com - Kekeringan di Ponorogo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menganggarkan Rp 40 juta untuk droping air. Anggaran tersebut lebih banyak Rp 5 juta dibanding tahun lalu.
"Tahun lalu cuma Rp 35 juta. Tahun ini kami tambah Rp 5 juta untuk anggaran mengatasi kekeringan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono, Minggu (21/7/2019).
Dari anggaran Rp 40 juta tersebut, ia menyebut untuk droping air di 22 desa dalam 10 kecamatan yang nantinya mengalami kekeringan.
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
Hingga kini, tercatat ada 3 desa yang meminta droping air yaitu Desa Caluk dan Desa Duri, Kecamatan Slahung serta Desa Gebel, Kecamatan Kauman. Untuk Desa Duri, kekeringan memang fenomena tahunan. Dalam sepekan ini, di Desa Duri telah dikirimkan 6 unit tangki air.
"Berdasarkan data kami tercatat ada 10 kecamatan yang mengalami kekeringan," ujarnya.
Menurutnya, anggaran Rp 40 juta termasuk minim mengingat hasil kajian cepat ada 22 desa dalam 10 kecamatan yang mengalami kekeringan. Ia meneruskan jika ada dana on call yang bisa digunakan.
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
"Tapi jika tidak perlu ya tidak usah menggunakan dana on call," kata mantan Kasubag Humas Pemkab Ponorogo ini.
Selain dana on call, pihaknya bisa mengajukan bantuan ke BPBD Provinsi Jatim seperti kasus kekeringan tahun lalu.
"Tahun lalu juga minta ke provinsi. Dan dikabulkan Rp 70 juta. Itu sudah sangat mencukupi," ujarnya.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air