jatimnow.com - Warga di Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan, mempunyai pandangan tersendiri ketika adanya macan loreng turun dari hutan ke pemukiman warga.
Kasie Trantib Kecamatan Tegalombo, Djoko Djatmiko mengatakan jika macan turun maka di atas atau hutan tidak ada air yang bisa diminum oleh hewan ini.
Baca juga:
Baca juga: Pantau Populasi Macan Tutul, Sistem Grid Dibuat di Taman Nasional Meru Betiri
- Jejak Kaki Misterius Diduga Macan Tutul Gegerkan Pacitan
- Jejak Kaki Diduga Macan Tutul di Pacitan, Warga: Ada Lima Ekor
"Di atas berarti kemarau. Berarti sebentar lagi di sini (Gemaharjo) akan juga kemarau panjang," terangnya, Sabtu (24/8/2019)
Namun demikian, saat ini belum ada tanda-tanda kekurangan air. Hanya memang sumber air mulai kurang karena di sungai sudah mulai mengering.
Kepala Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Nandang Prihadi mengatakan ada kemungkinan macan turun ke pemukiman warga karena air untuk minum tidak ada.
Baca juga: 26 Ekor Macan Tutul Disebut Huni Taman Nasional Alas Purwo
"Jadi mereka cuma mencari minum. Macan itu hidup di hutan luas dan bisa pindah-pindah. Artinya kalau mereka menemukan makanan bisa hidup lebih lama, apalagi ini kan beranak. Kalau sudah tidak menemukan makanan, mereka akan migrasi lagi. Pindah lagi, pindah-pindah gitu," jelasnya.
Warga Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan dalam dua pekan terakhir, melihat 5 ekor macan, yang mereka sebut macan loreng.
Menurut warga, kelima macan berukuran sebesar kambing tersebut turun dari hutan setiap hari pada dini hari.
Baca juga: Macan Tutul Terekam Camera Trap di Taman Nasional Alas Purwo