jatimnow.com - Kematian lima burung yang disebut dilindungi di Hutan Mangrove, Wonorejo, Rungkut, kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya), akibat tertembak, mulai ditelusuri Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jatim.
Kepala Seksi KSDA Wilayah 3 Surabaya, BBKSDA Jatim Dodit Ari Guntoro menyebut, ia dan timnya sudah bertemu dinas terkait di Pemkot Surabaya di Mangrove Wonorejo. Namun Dodit menyatakan belum mengetahui secara pasti di mana lokasi burung itu ditemukan mati dan terikat tali.
"Kami juga akan bertemu dengan komunitas fotografer (Aktivis Wildlife Photography Surabaya), yang menemukan burung-burung itu kemarin," terang Dodit saat dikonfirmasi jatimnow.com, Senin (7/10/2019).
Baca juga: Penyelundupan Ribuan Burung Dilindungi dari Kalteng Digagalkan di Lamongan
Baca juga: Burung Dilindungi Ditemukan Mati Tertembak di Hutan Mangrove Surabaya
Baca juga: Pilihan Pembaca: Penyergapan Perampok di Taman Dayu hingga Penyelundupan Burung
Menurutnya, saat mendatangi Mangrove Informasi Center, ia dan timnya sudah mendapati adanya peringatan yang terpasang bahwa pemburu dilarang masuk ke Mangrove Wonorejo itu.
"Luasan Mangrove ini kan 2500 hektar. Sedangkan yang ditangani Pemkot Surabaya baru 40 hektar. Jadi kami belum bisa memastikan pemburu ini datang dari mana," paparnya.
Baca juga: Perdagangan Burung Dilindungi Libatkan Warga Sidoarjo Dibongkar
Lima burung yang ditemukan mati itu terdiri dari dua spesies, yaitu Raja Udang Biru sebanyak empat ekor, yang merupakan spesies penetap dan Cekakak Suci, satu ekor yang merupakan burung migran asal Australia.
"Burung Raja Udang Biru itu kan menjadi hama bagi petambak. Burung ini memangsa benih yang ditanam petambak. Untuk itu akan kami pastikan dulu di mana burung-burung itu ditemukan dan apakah memang benar burung-burung dilindungi seperti yang disebutkan," beber Dodit.
Diketahui, Aktivis Wildlife Photography Surabaya menemukan lima burung itu mati dalam kondisi terikat tali dan menggantung di dahan pohon pada Minggu (6/10/2019). Burung itu mati diduga akibat tertembak. Dan dugaan tersebut dibenarkan salah seorang dokter hewan, Happy Ferdiansyah, yang mengaku telah melihat luka-luka di bagian tubuh burung tersebut.