jatimnow.com - Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir lumpur di perkampungan lereng Gunung Ijen beberapa waktu lalu. Namun material banjir mulai dari lumpur hingga ranting pohon, membuat warga dan petugas gabungan harus bekerja keras untuk membersihkannya.
Kepulan asap di sejumlah titik rumah warga di lereng Gunung Ijen terlihat mengepul. Kepulan asap itu muncul dari beberapa warga Desa Sempol dan Kalisat, Kecamatan Ijen yang tengah begadang.
Para warga tampak duduk melingkari perapian kecil. Pemandangan itu ditemui hampir sepanjang malam di Dusun Pesanggrahan, Desa Sempol dan Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat.
Baca juga: Foto: Perkampungan di Lereng Ijen Bondowoso Usai Disapu Banjir Bandang
Seorang warga, Hari Purwanto (30) yang membuat perapian di depan rumahnya bersama beberapa tetangganya itu mengaku, pascabanjir warga menjadi lebih waspada.
Hari bercerita, rumahnya yang berada di selatan musala tidak terdampak banjir. Berbeda dengan rumah-rumah yang ada di sebelah timur musala.
Baca juga:
- Banjir Lumpur Terjang Perkampungan di Lereng Gunung Ijen
- Banjir Lumpur di Lereng Gunung Ijen Rusak Puluhan Rumah
- 250 Keluarga Terdampak Banjir Lumpur di Lereng Gunung Ijen
- Ini Pemicu Banjir Lumpur di Lereng Gunung Ijen, Bondowoso
"Jalan gang kampung, kamar mandi umum dan rumah warga dan di depan musala terendam lumpur dan juga merusak perabot," kata Hari saat ditemui di rumahnya, Jumat (31/1/2020).
Baca juga: Khofifah Minta Gerak Cepat Tangani Banjir Lumpur di Lereng Gunung Ijen
Hari menambahkan, Musala Nurul Hikam itu juga dijadikan tempat pengungsian sementara sejumlah warga dari total 300 pengungsi.
"Banjirnya tidak menjebol dinding, tapi ada yang masuk-masuk. Air tinggi, barang jadi rusak semua," ungkapnya.
Menurut Hari, sejumlah warga masih khawatir dan terus mewaspadai banjir susulan yang berasal dari Bukit Suket di kawasan Lereng Gunung Ijen wilayah Bondowoso, seperti pada Rabu (29/1/2020) lalu.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memperkirakan, pada Februari dan Maret 2020 adalah puncak musim hujan tahun ini. Hal itu terjadi di sebagian besar wilayah di Jawa Timur.
Baca juga: Video: Detik-detik Banjir Lumpur Terjang Lereng Gunung Ijen
"Pasti ada potensi (banjir susulan) karena memasuki musim hujan," kata Prakirawan Cuaca Stasiun BMKG Banyuwangi, Ibnu Haryo, Sabtu (1/2/2020).
Haryo mengatakan, intensitas hujan di Jawa Timur umumnya terdampak oleh badai tropis di utara Australia yang bibitnya diperkirakan muncul pada Rabu (5/2/2020). Selama Februari, di wilayah Bondowoso diperkirakan akan menerima curah hujan dengan intensitas 300 sampai 400 mm, tidak tergolong ekstrem.
"Di Jawa Timur, termasuk Bondowoso diperkirakan curah hujan tinggi, tapi tidak sampai ekstrem," tegasnya.