jatimnow.com - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menegaskan bahwa mantan guru honorer SDN Kertajaya I di Surabaya, Eko Sumantoyo yang sakit pembekuan darah di otak telah menerima penanganan. Dan Eko diberhentikan agar para siswa tidak terganggu belajarnya.
"Berarti dia tidak bisa mengajar. Kalau tidak bisa mengajar kan kasihan muridnya, maka harus dicarikan ganti supaya muridnya tetap pintar," kata Kadispendik Kota Surabaya, Supomo saat dihubungi jatimnow.com, Minggu (8/3/2020).
Baca juga:
Baca juga: 546 Guru PJOK di Sidoarjo Digembleng Materi Sport Science
- Kisah Menyedihkan dari Seorang Guru Honorer SD Negeri di Surabaya
- Guru Honorer SDN di Surabaya Terkulai Sakit, Tidak Lagi Punya BPJS
- Menengok Rumah Guru Honorer SDN di Surabaya yang Sakit, Mengenaskan!
- Guru Honorer SD Negeri di Surabaya Terkulai Sakit, Ini Asa Sang Anak
- Rumah Guru Honorer yang Derita Pembekuan Darah di Otak akan Dibangun
Supomo mengakui bahwa Eko Sumantoyo telah diberhentikan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SDN demi kelancaran belajar para murid.
"Karena pembayaran menggunakan uang BOS (Bantuan Operasional Sekolah), maka dia harus dinoaktifkan dulu. Yang menonaktifkan adalah kepala sekolah karena kewenangan penggunaan BOS itu kepala sekolah," terangnya.
Supomo menjanjikan Eko Sumantoyo bisa bekerja kembali bila kondisi kesehatannya sudah membaik.
"Nanti dia sehat, akan kita carikan (kerja). Jadi melihatnya harus dari berbagai sudut. Jangan dilihat gurunya saja tapi bagaimana muridnya, kalau muridnya tidak diajar," ujarnya.
Baca juga: Ditetapkan Tersangka, Guru SD Cabuli 7 Siswi di Kediri Dijebloskan ke Penjara
Ia menegaskan telah memberikan bantuan terhadap keluarga Eko Sumantoyo. Tim dari Dispendik juga sudah menjenguk Eko di Rumah Sakit Haji Surabaya.
"Jadi melihatnya dari berbagai sudut. Haknya siswa bagaimana untuk mendapatkan pelajaran," kata Supomo sekali lagi.
Baca juga: Dukung Penanganan Kasus Guru SD Cabul di Kediri, LPA Beri Mawar Merah ke Polisi
Ia menjelaskan di mana pun kerja, bila tidak masuk otomatis tidak dibayar.
"Jangankan tidak masuk, kita terlambat saja gaji dipotong," ungkap Supomo.
Eko Sumantoyo tinggal bersama istri dan kelima anaknya di rumah warisan, Manyar Sabrangan. Eko saat ini dirawat di RS Haji. Rumah Eko di Manyar sangat tidak layak huni karena atapnya banyak yang bocor saat hujan.