jatimnow.com - Sejumlah pelaku usaha di Banyuwangi berupaya bertahan di tengah situasi penurunan daya beli masyarakat di masa pandemi ini.
Namun, ada sejumlah bidang usaha yang justru mengalami peningkatan omset di masa ini, salah satunya usaha ikan hias jenis koi.
Itu disampaikan Iwan Setiawan pemilik usaha ikan koi di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu saat bertemu dengan Bupati Abdullah Azwar Anas. Iwan menuturkan jika di masa pandemi ini omset usahanya justru meningkat hingga 25 persen dibandingkan omset pada situasi normal.
Baca juga: Pria Ponorogo Bisnis Koi Raup Omzet Rp5 Juta Sehari, Belajar ke Jepang
"Alhamdulillah, usaha kami termasuk yang tidak mengalami dampak penurunan akibat pandemi Covid 19. Justru permintaan terhadap ikan-ikan koi kami meningkat baik untuk ukuran kecil hingga yang sudah besar. Kenaikannya sampai 25 persen dari omset normal," ujar Iwan dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (8/10/2020).
Ia mengatakan, permintaan terhadap ikan hias koi miliknya, datang dari Banyuwangi dan sejumlah daerah sekitar. Seperti Jember, Situbondo, Bondowoso dan Bali, bahkan di bulan Oktober ini juga ada permintaan dari Pontianak.
"Namun pembeli yang terbanyak dari Banyuwangi dan Bali, hampir setiap hari ada yang datang baik untuk kulakan atau pembeli eceran. Sebenarnya kami juga ada permintaan dari luar negeri seperti Thailand, India, Amerika, namun kami masih terkendala masalah pengiriman, karena masih belum tahu caranya,” ujarnya.
Terkait kenaikan omset, menurut Iwan kemungkinan terjadi karena banyak orang yang lebih banyak melakukan aktivitas di rumah selama masa pandemi ini. Sebagian orang pun mengisi waktunya di rumahnya dengan menyalurkan hobi masing-masing.
"Termasuk hobi memelihara ikan koi ini. Jadi masa pandemi justru memberikan dampak yang positif bagi usaha kami ini. Kalau omset kami di masa normal sebulan rata-rata Rp. 50 juta, sekarang lebih dari itu," sebutnya.
Peningkatan omset usaha tersebut, tidak hanya bermanfaat bagi Iwan, tapi juga dirasakan oleh para petani yang bermitra dengannya. Saat ini ada sebanyak 50 petani yang terlibat di usaha yang dijalankannya.
Baca juga: Ikan Koi, Bikin Masakan Renyah, di Hari Pertama Bekerja
"Saya bermitra dengan petani untuk pembesaran ikan. Sebagian adalah petani yang melakukan mina padi, tapi juga ada petani yang memang memiliki kolam pembesaran sendiri. Dengan menjadi mitra saya, petani mendapatkan tambahan penghasilan selain menanam padi,” ujarnya.
Iwan menjelaskan, para petani yang menjadi mitranya terbagi atas dua jenis. Yakni yang membesarkan bibit (nener/benur) hingga usia 1 bulan. Lalu ada yang melakukan pembesaran dari usia satu bulan hingga usia 3,6 dan satu tahun.
"Untuk yang pembesaran bibit hingga satu bulan, bibitnya gratis ambil di saya, nanti setelah satu bulan saya beli kembali dengan harga per ekor seribu rupiah. Setiap petani biasanya sampai ribuan ikan. Kalau yang untuk pembesaran, petani beli ikan yang usia satu bulan di saya, nanti setelah 3 atau 6 bulan atau satu tahun dijual lagi ke saya dengan harga 25 ribu-40 ribu per ekor," ujarnya.
"Dalam satu bulan pembelian saya ke petani bisa sampai sampai Rp 30 juta, untuk pembelian ikan koi baik yang ukuran kecil, sedang atau besar," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasinya kepada Iwan yang terus semangat menjalankan usaha terutama di masa pandemi ini. Apalagi Iwan juga melakukan kemitraan dengan petani dalam menjalankan usahanya.
Baca juga: Ini Serba-serbi Memelihara Ikan Koi untuk Penghobi dan Pemula
"Mas Iwan ini adalah contoh pengusaha yang sukses, baik sukses mengembangkan dirinya juga orang-orang di sekitarnya. Ini patut menjadi contoh bagi pelaku usaha lainnya," ujar Anas.
Anas pun meminta kepada Dinas Perikanan untuk membantu usaha milik Iwan agar bisa terus berkembang.
"Jika usaha ini terus berkembang, otomatis juga akan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat yang terlibat di dalamnya," pungkas Anas.