jatimnow.com - Jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Kabupaten Pasuruan hari ini dibuka kembali pasca penutupan akibat Pandemi Covid-19, Senin (12/10/2020).
Di Kabupaten Pasuruan, terhitung ada 2 pos perizinan pendakian. Pertama di pos pendakian Tretes, Kecamatan Prigen dan kedua di pos pendakian Tambakwatu, Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
"Terhitung mulai hari ini uji coba pembukaan jalur pendakian Arjuno-Welirang di dua pos pendakian Kabupaten Pasuruan," jelas Kepala UPT Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi.
Baca juga: Jalur Pendakian Arjuno-Welirang Kembali Dibuka Setelah 6 Bulan Tutup
Dalam masa uji coba ini, masyarakat yang ingin mendaki diwajibkan mendaftar via online di website Tahura R Soerjo.
"Untuk pendaftaran wajib online," ujar dia.
Masa uji coba ini akan berlangsung sampai Minggu 18 Oktober 2020. Sebab, puncak keramaian pengunjung yang mendaki, diprediksi terjadi saat akhir pekan.
Para pengunjung diminta menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari satu orang satu tenda, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
Baca juga: Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup Dampak Cuaca Ekstrem
"Itu kita wajibkan dan akan kita periksa di pos perizinan. Andaikan tidak memenuhi syarat ya tidak kita izinkan naik," tegasnya.
Yudi sapaan akrab Kepala UPT Tahura R Soerjo, mengatakan jika dua pos pendakian Gunung Arjuno Welirang via Kabupaten Pasuruan punya kelebihan tertentu dibanding dengan pos pendakian di daerah lain.
Pendakian Gunung Arjuno Welirang via pos Tretes punya akses yang mudah dan indah, serta banyak ditemukan sumber air.
Baca juga: Cerita Hilangnya Jalur Pendakian dan Nenek Misterius Penunjuk Jalan
"Kalau pos Tretes itu aksesnya lebih mudah dari Surabaya, dari mana-mana lebih mudah. Karena posnya berada di pinggir jalan, transportasinya lebih mudah. Lebih jelas, airnya lebih banyak, cuman lebih jauh sampai ke puncak, karena jalannya melingkar," paparnya.
Sedangkan untuk para pendaki yang akan menempuh dari pos pendakian Tambakwatu, akan disuguhi banyak situs sejarah.
"Kalau di Purwodadi situs sejarahnya lebih banyak. Jadi kalau lewat situ, tidak sekedar mendaki. Ada juga religinya disana. Airnya juga lebih banyak. Kalau ada air kan bebannya dari bawah tidak banyak," tandasnya.