jatimnow.com - Kematian Muhammad Alfian Rizky Pratama (12) bocah warga Desa Sambongdukuh, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang tidak murni tenggelam. Namun karena dibunuh oleh temannya sendiri.
Bocah yang masih duduk di bangku sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini ditemukan meninggal tenggelam di Wisata Kedung Cinet Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, pada Rabu (21/10) lalu.
Baca juga: Diduga Dibunuh, Jenazah Bocah SD di Jombang Dikeluarkan dari Makam
Baca juga: Pembunuh Wanita Penjual Minuman di Wage Taman Sidoarjo Ditangkap
Korban sebelumnya diajak oleh AHR (16) dan AMA (17) ke Wisata Kedung Cinet. Polisi telah mengamankan satu pelaku yakni AHR (16) karena diduga melakukan pembunuhan kepada korban yang masih tetangga sendiri.
Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Christian Kosasih mengatakan makam korban dibongkar pada Jumat (23/10) karena saat visum ditemukan luka memar di kepala korban.
"Menurut saksi, korban tidak tenggelam melainkan dijorokin (didorong) dan diinjak-injak kepalanya sehingga tenggelam. Lalu pelaku pulang dan bilang ke orang tua korban kalau anaknya tenggelam," kata Kosasih, Sabtu (24/10/2020).
Baca juga: Polisi Beber Fakta Anak Bunuh Bapak di Jember, Sempat Kabur Temui Kiai
Kosasih menambahkan, pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari tim forensik Polda Jatim.
"Selanjutnya diklopkan dengan hasil visum. Hasil visum sementara ada luka memar di kepala korban," terangnya.
Motif pelaku tega menghabisi nyawa korban karena dendam. Korban tidak kunjung membayar hutang. Satreskrim Polres Jombang sudah menetapkan AHR sebagai tersangka dengan dijerat Pasal 340 KUHP.
Baca juga: Anak Bacok Bapak di Jember, Kini dalam Penyelidikan Polres
"Korban pernah pinjam uang ke tersangka Rp 200 ribu untuk beli game online. Korban tidak bayar, terus dia (tersangka AHR) dendam dan dibawa ke Kedung Cinet," pungkasnya.
Sebelumnya, makam korban dibongkar polisi. Pembongkaran makam dilakukan Polda Jatim disaksikan perangkat desa setempat. Pembongkaran dilakukan atas permintaan keluarga korban karena curiga atas kematian korban.
"Pembongkaran makam ini atas permintaan keluarga korban karena curiga dengan kematian anaknya. Ini sudah dibikinkan surat pernyataan oleh Polsek Plandaan," kata Kepala Desa Sambongdukuh, Khoirur Rozikin, Jumat (23/10/2020).