Batu - Dugaan kasus kekerasan dan pelecehan seksual di SMA Al Izzah Kota Batu direspon langsung oleh Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur.
Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Hikmah Bafaqih. Menurutnya dia sudah menerima laporan adanya kasus tersebut.
"Oh iya, sudah mendengar. Cuma belum tahu kronologisnya seperti apa kejelasnya dan tindaklanjutnya. Dalam waktu dekat kita langsung meminta secara rinci kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jatim," ujarnya, Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Keluar dari Sidang Etik DKPP, Komisioner Bawaslu Surabaya Riang Gembira
Politisi Partai PKB tersebut menyarankan supaya sekolah tidak menutup diri dan harus terbuka kepada publik, terlebih disaat ada permasalahan seperti itu. "Tujuannya sebagai bentuk itikad baik mencegah kasus pelecehan seksual terjadi di lingkungan pondok pesantren atau sekolah," jelasnya.
Baca Juga: Dugaan Pelecehan Seksual Terjadi di Ponpes Modern Al Izzah Batu
Baca juga: Aktivis di Bangkalan Bentuk Tim Pendampingan Cegah Kekerasan Seksual
Dengan lebih terbuka menunjukkan lembaga tersebut memiliki itikad baik mencegah pelecehan seksual terjadi lagi.
"Ada banyak hal yang memang harus diperbaiki di sektor pendidikan, utamanya pada lembaga yang mengatasnamakan pendidikan pondok modern," ucapnya.
Baca juga: FISIP UB Wajibkan Mahasiswa Baru Berpakaian Sopan, Cegah Kekerasan Seksual
Sebelumnya, dugaan kasus kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan pendidikan kembali terjadi di Kota Batu. Kali ini terjadi di pondok pesantren modern SMA Al Izzah Kota Batu.
Orang tua korban menceritakan jika putranya yang duduk di kelas 10 menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual oleh teman sesama jenis.