Jombang - Sebuah makam kuno peninggalan kolonial Belanda di Dusun Pandean, Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Jombang, menghadirkan kisah misteri. Tak sedikit masyarakat yang melihat penampakan sosok ular gaib berukuran raksasa.
Memasuki area makam kuno, kesan mistis mulai terasa. Meski makam tersebut terlihat sama seperti pada umumnya. Namun di dalamnya terdapat makam kuno berukuran besar. Suasana mistis kian terasa lantaran ada beberapa makam yang sudah tak terawat dan ditumbuhi rumput-rumputan.
Juru kunci makam kuno, Suharto (58) menjelaskan bahwa makam besar berukurannya 3 x 7 meter dan berwarna putih itu merupakan tempat dikuburnya orang Belanda.
Baca juga: Ini Makam Dempul Kediri yang Disebut Sebagai Tempat Berkumpulnya Jin-jin Muslim
"Makam yang berwarna putih itu merupakan orang Belanda bernama Coenraad Laurens Coolen yang masuk ke Indonesia pada 1873," ungkap Suharto, Sabtu (17/9/2022).
Dijelaskan Suharto, pria bernama Coolen merupakan orang Belanda yang menemukan Desa Ngoro. Ceritanya dulu Desa Ngoro adalah hutan belantara.
"Karena namanya Coolen, orang-orang menamai Mbah Kolen," ucapnya.
Menurut Suharto, Coolen merupakan sosok penting dalam penyebaran agama Kristen di Ngoro. Selain menyebarkan Kristen, Coolen juga membangun sebuah gereja.
Baca juga: Waduh! 10 Ribu Makam di Kota Malang Terancam Hilang
"Sekarang grejanya itu di sebelah lapangan Ngoro," tegasnya.
Terkait dengan penunggu makam, Suharto mengaku sering dijumpai penampakan ular gaib berukuran raksasa. Penunggu makam kuno juga dikenal warga sangat jahil. Bahkan di sekitar makam sering terjadi kecelakaan. Namun, Suharto menjelaskan bahwa kecelakaan kebanyakan ulah manusia sendiri.
"Banyak cerita dari masyarakat kalau pernah dijumpai ular. Tapi ular itu gaib tiba-tiba hilang. Kalau sering terjadi kecelakaan itu ya karena pengguna jalan kurang hati-hati saja," paparnya.
Baca juga: Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Tanah Makam di Pasuruan Segera Disidangkan
Suharto menambahakn, penghuni makam tidak mengganggu masyarakat sekitar. Namun hanya menampakkan perwujudannya saja.
"Tidak mengganggu, ya hanya terkadang itu masyarakat dijumpai sosok ular saja," pungkasnya.