jatimnow.com - Tanaman petani tembakau di Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang diserang hama ulat.
Raka (38), salah satu petani tembakau mengatakan, meski harga jual tembakau sedang naik hingga Rp35 ribu per kilogram, tapi petani tembakau was-was dengan seragan hama ulat itu.
"Serangan hama ulat masih menjadi momok petani tembakau. Kalau hama ulat memang selalu ada sepanjang musim. Ulat daun itu menggerogoti daun tembaku, jadinya berlubang seperti ini," ungkap Raka, Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Petani Apresiasi Kebijakan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembaku 2025
Dia mengaku, pada saat awal musim tanam, curah hujan cukup tinggi, sehingga petani tembakau mengganti tanamannya. Kini begitu tanaman mulai tumbuh sehat, hama ulat datang.
"Ulat daun tak hanya memakan daun tembakau. Namun juga memakan batang, sehingga tanaman menjadi patah dan tidak bisa tumbuh optimal. Kalau dibiarkan tanaman bisa mati," tegasnya.
Baca juga: Kemarau Basah Resahkan Petani Tembakau Lamongan
Untuk mengatasi hal itu, para petani biasanya melakukan penyemprotan insektisida.
"Hama ulat biasanya akan mati ketika disemprot dengan obat insektisida. Penyemprotan dilakukan rutin ketika tanaman berumur satu bulan. Dengan begitu ulat akan mati," pungkasnya.
Baca juga: Petani Padi di Bojonegoro Rugi Puluhan Juta, Kini Beralih Tanam Tembaku
Sementara Rudi (48) juga mengatakan hal yang serupa. Di tanaman tembakau miliknya, kini mulai diserang hama ulat, akibat cuaca tak menentu.
"Ini banyak hama ulat yang makan daun dan batang tembakau. Biasanya disemprot insektisida secara rutin, baru bisa pulih. Tapi hasil panen jelas tidak maksimal," tandasnya.