jatimnow.com - Ekskavasi hari ke-11, tim peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah XI Jawa Timur di situs Mbah Blawu Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto Jombang, menemukan fragmen atau potongan arca yang terbuat dari batuan andesit.
Arkeolog BPK Wilayah XI Jatim Pahadi yang memimpin ekskavasi mengatakan, Kamis (20/10) tim menemukan sebuah petunjuk lain berupa fragmen atau potongan arca yang terbuat dari batu andesit dengan ukuran cukup kecil, yakni 23 x 12,5 sentimeter.
"Fragmen ini kecil sekali. Bentuknya bagian dada dan lengan atas yang terpotong atas bawahnya, kondisinya juga sangat aus," terangnya, Senin (24/10/2022).
Baca juga: Peneliti Temukan Tengkorak Kepala Manusia di Situs Mbah Blawu
Para peneliti belum mengetahui secara pasti fragmen yang ditemukan berbentuk arca apa dan berlatar agama apa. Namun, Pahadi menyebut bahwa temuan fragmen telah diamankan di ruang pamer di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang.
"Padahal jika ditemukan potongannya, paling tidak bisa jadi alat identifikasi awal orientasi keagamaan dari candi itu. Tapi karena tidak ada cerat ataupun penanda lain, otomatis tidak bisa kami menyimpulkan," bebernya.
Meski demikian, sambung Pahadi, segenap tim ekskavasi menyimpulkan situs ini berasal dari era sebelum kerajaan Majapahit. Hal itu berdasarkan bentuk struktur hingga bata penyusunnya.
"Secara karakteristik batu bata penyusunnya yang telanya 10-11 sentimeter, kami menduganya periode sebelum Majapahit," katanya.
Konstruksi itu juga ditemukan di banyak situs lain yang berasal dari masa pra-Majapahit. Kendati demikian, ia mengaku tak bisa memastikan era apa itu.
"Terlebih di lokasi tidak ditemukan prasasti, catatan ataupun pahatan juga goresan berangka tahun pada bagian candi. Sehingga belum diketahui apakah era Mpu Sindok, kami juga belum bisa memastikan. Karena untuk justifikasi periodesasi butuh penelitian lebih lanjut," paparnya.
Baca juga: Peneliti Temukan Umpak Saat Ekskavasi Tahap Dua Situs Mbah Blawu Jombang
Dari hasil ekskavasi bisa dipastikan bahwa struktur candi di Situs Mbah Blawu tampil dan dibangun sangat istimewa.
"Kami belum pernah menemukan struktur pola candi yang setiap sayap atau setiap sisinya memiliki bukaan keluar, menyerupai huruf T," jelasnya.
Saat ditanya sebelum hari terakhir ekskavasi yakni Selasa (25/10), berapa persen luas lahan yang terkupas dan sisi mana saja yang sudah terungkap, Pahadi mengaku proses ekskavasi sudah 100 persen. Struktur candi telah dibuka. Saat ini tim sedang merapikan bagian tepian saja.
"Seluruh struktur candi sisi Timur, Selatan, Barat, Utara dan tengah, seluruhnya sudah terbuka. Hingga kemarin, tim tak menemukan satupun bentukan trap tangga sebagai pintu masuk candi," ujarnya.
Baca juga: Arkeolog Temukan Yoni di Sekitar Situs Mbah Blawu, Berkaitan dengan Peribadatan?
"Tidak ada tanda-tanda bangunan tangga masuk. Seluruh struktur pinggir yang menonjol keluar berujung buntu dengan kotak berbentuk huruf T, " tegasnya.
Untuk itu, Pahadi menyebut sangat kuat kemungkinan jika Situs Mbah Blawu adalah sebuah bangunan suci yang didesain tak dinaiki banyak orang laiknya bangunan suci lain.
"Kami menduga berdasar data yang ada, kemungkinan besar para umat memang melakukan pemujaan di bawah. Sementara yang naik hanya pemuka agamanya, itupun dengan bantuan alat, semisal tangga kayu atau lainnya," pungkasnya.