Stok Beras Bulog di Posisi Titik Terendah

Jumat, 18 Nov 2022 17:57 WIB
Reporter :
Achmad Titan
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi bersama pengurus Perpadi Jatim. (Foto: Galih Rakasiwi/jatimnow.com)

jatimnow.com - Per 17 November 2022, stok beras di Bulog sekitar 260 ribu ton atau sekitar 9,9 persen dari ketersedian beras nasional dengan total 6,7 juta ton. Stok tersebut merupakan titik terendah.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi ketika menghadiri Musyawarah Daerah Luar Biasa DPD Perpadi Jatim di Singhasari Resort, Kota Batu, Jumat (18/11/2022).

Menurutnya, stok ini cukup mengkhawatirkan sebab merupakan titik terendah. Pasalnya, biasanya Bulog punya stok 1,2 juta hingga 1,5 juta ton, bahkan pernah 2 juta ton.

Baca juga: Bulog Ponorogo Pastikan Stok Beras Aman untuk 3 Wilayah Ini hingga Maret 2025

"Ini adalah titik terendah, untuk itu saya mengajak para pengusaha beras di Jawa Timur mendukung program menjaga ketahanan pangan demi mengoptimalkan kebutuhan beras hingga 1,2 juta ton," ujarnya.

Untuk itu, Arief mengajak semua pihak mengoptimalkan pengadaan gabah atau beras untuk pemenuhan target 1,2 juta ton di akhir 2022. Salah satunya yaitu memaksimalkan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi).

Disinggung terkait Jawa Timur, Arief merasa optimistis pasalnya Jatim memiliki produksi beras cukup tinggi di Indonesia mencapai 9,6 juta ton.

Baca juga: 382 Warga Sidoarjo Antri Berjam-jam Terima Bantuan Beras 10 Kilogram

"Jika dipersentase mencapai 17,4 persen nasional. Jatim itu sudah mandiri maksudnya bisa memproduksi sendiri kemudian untuk digunakan sendiri di satu tempat, bahkan bisa mengirim beras ke 16 provinsi lainnya," imbuhnya.

\

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jawa Timur, Hendra Tan mengatakan anggota Perpadi Jatim akan digerakkan untuk membantu kebutuhan stok di Bulog.

"Kami siap mendukung dan siap membantu kritis stok di Bulog, kami akan mencoba menghimpun anggota agar bisa segera membantu mengirim stok semaksimal mungkin," ujarnya.

Baca juga: Gerakan Pangan Murah Dipertahankan dan Bulog Diserbu Warga Ponorogo

Setidaknya bisa amendekati target Jawa Timur sebesar 100 ribu ton beras. Tetapi kendalanya yaitu harga gabah yang terus naik sehingga membuat anggota penggilingan kesulitan. Hendra mengambil langkah cukup berani, yakni berani menanggung rugi demi stok terpenuhi.

"Tidak bisa saya pungkiri bahwa anggota di penggilingan padi itu pun merasa kesulitan dengan harga gabah yang tinggi. Saya juga memberi masukan ke teman-teman anggota, ini bukan lagi urusan untung rugi, ini urusan negara. Meski rugi tak masalah," tutupnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Kota Batu

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler