jatimnow.com - Memasuki puncak musim kemarau, sebanyak 10 desa yang tersebar di 9 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro dilanda krisis air bersih. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat total telah salurkan 103 tangki air bersih untuk warga.
Desa mengalami kekeringan yakni; Desa Sugihwaras, Desa Malingmati, Desa Jatimulyo, Desa Karangdinoyo, Desa Meduri, Desa Siwalan, Desa Kepohbaru, Desa Dukohkidul, Desa Miyono, dan Desa Sumberjokidul.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengungkapkan, pada musim kemarau ini pihaknya telah menyalurkan atau dropping sebanyak 103 tangki air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan.
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
Penyaluran dilakukan secara berkala 2 sampai 3 kali dalam sepekan tergantung banyaknya kepala keluarga (KK) di tiap desa yang membutuhkan air bersih.
"Per hari ini, kami telah men-dropping 103 tangki air bersih, masing-masing tangki berisi 4.000 liter air,” ungkap Ardhian, Senin (31/7/2023).
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
Selain dropping air bersih, BPBD Bojonegoro juga menyiapkan tandon air bersih darurat dari terpal yang disebar pada 10 desa dan 30 tengki air dengan kapasitas 1200 liter. Sehingga diharapkan dapat mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat hingga dropping air selanjutnya.
Ardhian menambahkan berdasarkan data perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). puncak musim kemarau akan terjadi di bulan Agustus mendatang.
Untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen, masyarakat juga dihimbau untuk menampung air untuk persawahan.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk berhemat air bersih yang disalurkan, selain itu juga disarankan untuk mencari sumber-sumber alternatif selama kemarau berlangsung," pungkasnya.