jatimnow.com – Hyang Argopuro Festival menjadi pusat perhatian. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI mengajak setiap desa untuk terus menggali potensi yang ada.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Kemendikbudristek RI, Syamsul Hadi, menyampaikan bahwa Jember memiliki adat istiadat dan situs budaya yang cukup berkembang, termasuk kegiatan Hyang Argopuro yang berbasis partisipasi masyarakat.
“Lembaga adat, pemuda, dan gotong royong menjadi perhatian kami di Kementerian Kebudayaan, dalam hal mendorong kekayaan budaya, adat istiadat, situs, serta ragam tradisi yang ada,” ungkapnya, Sabtu (20/9/2025).
Baca juga: DPRD Jember Minta 2 Tambak Udang Vaname di Ambulu Ditutup, Diduga Abaikan Izin
Ia menambahkan, Jember memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam. Tidak hanya seni tradisi dan adat istiadat, tetapi juga kekayaan benda cagar budaya.
“Banyak sekali benda cagar budaya di Jember yang perlu mendapat perhatian dari bupati,” sambungnya.
Baca juga: Tuan Rumah Jember Targetkan Tiga Besar di Ajang MTQ Jatim 2025
Selain itu, Jember juga memiliki bangunan bersejarah yang masuk kategori cagar budaya, seperti Bioskop Kusuma, yang dinilai perlu diaktifkan kembali.
Kemendikbudristek mendorong akselerasi komunitas tradisi di desa wisata agar mampu mengakses fasilitasi, memanfaatkan ruang, serta menggali potensi yang selama ini “mati suri”.
Jember sendiri juga memiliki banyak perguruan tinggi yang aktif melakukan kerja sama serta riset di berbagai desa.
Baca juga: Secara Terhormat, Penyaluran Honor 22 Ribu Guru Ngaji di Jember Tanpa Antrean
Kemendikbud bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) turut membuka ruang akselerasi melalui Dana Desa (DD) sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018. Melalui regulasi tersebut, desa bisa mengajukan program kebudayaan maupun keagamaan.
“Desa bisa menyisihkan 10 persen dari anggaran Dana Desa untuk menggerakkan dan bergotong royong dalam mendorong kemajuan kebudayaan desa,” jelas Syamsul Hadi.