jatimnow.com–Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar kegiatan bootcamp bertajuk Workshop on Ecotheology Studies: Multidisciplinary Approaches di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
Kegiatan ini dikemas dalam format bootcamp sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran langsung di lapangan, di tengah lingkungan desa yang asri dan kaya akan kearifan lokal. Desa Jatiarjo dipilih karena dikenal sebagai desa inovatif, terutama dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan kepemilikan Peraturan Desa tentang lingkungan hidup.
Wakil Rektor I UIN KHAS Jember, Prof M.Khusna Amal, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menghubungkan teori yang dipelajari di kampus dengan praktik sosial di masyarakat.
Baca juga: Melalui Seminar, UIN KHAS Jember Kupas Pemanfaatan AI Dalam Pembelajaran IPA
“Kita sudah cukup lama bergulat dengan teori di kampus. Saatnya keluar, menyerap ilmu pengetahuan dari masyarakat. Kita kembali ke desa bukan sekadar nostalgia, tapi untuk belajar dari akar,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).
Ia juga menambahkan, berbagai inisiatif seperti program Desa Ramah Anak dan Perempuan, Desa Ramah Lansia, hingga Desa Moderasi Beragama menjadi bagian dari strategi UIN KHAS Jember dalam membangun sinergi antara kampus dan desa.
Kepala Desa Jatiarjo, Moh. Hudan Dardiri, menyampaikan apresiasinya atas pemilihan desanya sebagai lokasi bootcamp. Menurutnya, kehadiran para akademisi akan memberikan perspektif baru dalam pembangunan desa.
Baca juga: Hari Santri Nasional 2025, Rektor UIN KHAS Jember: Teguhkan Nilai Luhur di Akademik Kampus
“Kehadiran para akademisi ini tentu akan memperluas wawasan kami dalam merancang masa depan desa, memperkuat perencanaan pembangunan, dan merawat lingkungan dengan lebih terarah,” tuturnya.
Sementara itu Rektor UIN Khas Jember, Prof. Hepni dalam pembukaan menekankan pentingnya ekoteologi yang menggabungkan spiritualitas dengan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Ia menyampaikan bahwa menjaga alam adalah bagian dari iman. Menurutnya, aksi nyata seperti penelitian, lokakarya, dan gerakan masyarakat adalah wujud dari pemaknaan konsep ekoteologi dalam kehidupan sehari-hari.
“Alam juga saudara kita,” imbuhnya.
Baca juga: Mahasiswa UIN KHAS Jember Raih Silver Medal di Ajang Puisi Internasional
Bootcamp ini dirancang bukan sekadar sebagai forum akademik, tetapi sebagai ruang pertemuan antara teori dan praktik, antara teks kitab dan realitas kebun, serta antara konsep keilmuan dan kehidupan masyarakat desa. Kegiatan ini menjadi langkah awal sinergi yang lebih kuat antara kampus dan kampung, sebagai upaya menjembatani dunia akademik dengan realitas sosial dan ekologis di tingkat akar rumput.
“Kalau pernikahan melahirkan bibit manusia, maka kegiatan ini melahirkan bibit pohon harapan.” pungkasnya.