jatimnow.com-Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember menggelar seminar nasional dan kuliah tamu bertema Pemanfaatan AI dalam Pembelajaran IPA.
Kegiatan yang digelar di Aula Perpustakaan UIN KHAS Jember tersebut menghadirkan pakar pendidikan sains dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr. Sabar Nurohman, Selasa (14/10/2025).
Dalam paparannya, Dr. Sabar menyebut AI sebagai “mitra cerdas” bagi para pendidik, dan bukan ancaman.
“AI bukan untuk menggantikan pendidik, tetapi menjadi rekan kerja yang membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif dan interaktif,” ujarnya.
Menurut Sabar, guru tetap memegang kendali utama dalam proses belajar. Kendati demikian, AI hanya digunakan untuk membantu.
“AI hanyalah alat bantu untuk memperkuat kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa,” terang Koordinator Prodi S2 Pendidikan IPA UNY itu.
Revolusi Industri 4.0, membawa tantangan berat bagi dunia pendidikan. Mulai dari keterbatasan fasilitas, waktu, hingga beban administratif. Namun di sisi lain, AI justru membuka jalan keluar.
Baca juga:
Hari Santri Nasional 2025, Rektor UIN KHAS Jember: Teguhkan Nilai Luhur di Akademik Kampus
“AI hadir sebagai solusi nyata. Teknologi ini bisa mengotomasi tugas-tugas nonpengajaran dan memberi rekomendasi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa,” jelasnya.
Sabar mencontohkan, aplikasi seperti ChatGPT, Gemini, dan DALL-E dapat membantu guru membuat analogi, ilustrasi, hingga media visual yang membuat konsep sains lebih mudah dipahami dan menarik. AI juga mendukung pembelajaran yang lebih personal. Sistem digital adaptif bisa membaca respons siswa dan menyesuaikan latihan sesuai tingkat pemahamannya. Meski begitu, ia mengingatkan pentingnya sikap etis dalam penggunaan teknologi.
“AI harus digunakan secara bijak, dengan kesadaran atas potensi kesalahan data dan risiko plagiarisme digital,” tegasnya.
Baca juga:
Mahasiswa UIN KHAS Jember Raih Silver Medal di Ajang Puisi Internasional
Menutup pemaparannya, Sabar berpesan agar guru terus mengasah kompetensi digital tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan.
“Teknologi boleh canggih, tapi sentuhan manusia tetap tak tergantikan dalam pendidikan,” pungkasnya.