Pixel Codejatimnow.com

Ini Cara Komplotan Pencuri Spesialis Komputer Beraksi di Dua Provinsi

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Pengungkapan kasus pencurian spesialis komputer sekolah oleh Polres Madiun.
Pengungkapan kasus pencurian spesialis komputer sekolah oleh Polres Madiun.

jatimnow.com - Kasus pencurian komputer dan laptop yang terjadi di sekolah-sekolah berhasil diungkap oleh Polres Madiun. Sindikat ini telah membobol puluhan sekolahan di beberapa kota di Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat.

"Tersangka yang ada di Polres Madiun ini bernama Khoirul. Dia merupakan otak dari kompolotan yang baru dibekuk tim gabungan. Ada lima tersangka yang tertangkap salah satunya Khoirul ini," kata Kapolres Madiun, AKBP Ruruh Wicaksono, Rabu (12/12/2018).

Perwira dengan dua melati di pundak tersebut meneruskan, berdasarkan pengakuan Khoirul, para tersangka saling kenal saat di Jakarta. Saat sama-sama berada di pasar loak Jakarta Utara. Setelah saling mengenal, mereka sepakat untuk melakukan pencurian di sekolah-sekolah.

Modalnya, lanjut Ruruh, komplotan tersebut hanya menggunakan google map. Mereka sengaja menuju sekolah di pinggiran, bukan di tengah kota. Contohnya di Kabupaten Madiun, komplotan beraksi di SMPN 2 Gemarang. Demikian juga di Ponorogo, mereka juga beraksi di SMAN 1 Pulung.

Ruruh menjelaskan, kelima tersangka diketahui mempunyai peran masing-masing. Ketika di lokasi, tersangka Sarajudin (dibekuk Polres Trenggalek) standby sebagai sopir, Sugianto dan Arajudin (dibekuk Polres Ponorogo) sebagai eksekutor. Sedangkan Khoirul (tertangkap Polres Madiun) dan Gunawan (ditahan Polres Trenggalek) beraksi mencuri laptop dan pencuri.

"Khoirul juga yang mengambil laptop, mini pc tanpa jejak. Ngakunya sih belajar dari karyawan di pasar loak yang bongkar semuanya," kata lulusan Akpol 2000 ini.

Setelah mencuri, komplotan ini kemudian menjualnya di Pasar Loak di Jakarta. Per itemnya dijual Rp 800 ribu. Para tersangka sendiri dikenakan pasal 363 KUHP. "Dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara," terusnya.

Baca juga:
Kakek Berkostum Pocong di Ponorogo Obok-obok Toko Swalayan

Sementara itu, tersangka Khoirul beralasan mencuri karena faktor ekonomi. "Rumah saya habis terbakar Agustus 2018. Ini saya mencuri untuk membangun rumah," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, setelah tercatat beraksi di dua provinsi, 5 orang sindikat pencurian komputer sekolah akhirnya diringkus polisi. Kelima pelaku didor (ditembak) karena berusaha menabrak polisi saat disergap.

Kelima pelaku itu antara lain Khoirul warga Jakarta, Sugianto warga Bojonegoro, Arjudin warga Rangkasbitung, Gunawan warga Jember dan Sarjo warga Madiun. 

Baca juga:
Polresta Sidoarjo Amankan 10 Gangster Bersajam, Konvoi dan Keroyok Korban