Pixel Codejatimnow.com

Bersihkan Hutan Mangrove, Mahasiswa UWIKA Galakkan Gerakan Nol Sampah

Mahasiswa UWIKA membersihkan sampah di hutan Mangrove.
Mahasiswa UWIKA membersihkan sampah di hutan Mangrove.

jatimnow.com - Melihat video viral tentang turis asing yang menyelam di laut Nusa Penida, Bali yang memperlihatkan sampah plastik di dalam laut, mahasiswa UWIKA bersama Komunitas Nol Sampah melakukan kegiatan vegetasi dan membersihkan sampah yang diadakan di pesisir Hutan Mangrove, Wonorejo, Surabaya, Minggu, (25/3/2018).

Wawan selaku ketua komunitas menuturkan kepada mahasiswa peserta KKN mengenai betapa pentingnya keberadaan vegetasi mangrove untuk menjaga keseimbangan alam laut dan daratan serta sampah yang telah mengancam vegetasi ini.

Selama ini pihaknya telah berupaya keras menggandeng warga dan institusi untuk bersama-sama menjaga hutan mangrove yang kini merupakan satu-satunya di Surabaya.

Kegiatan ini juga bertujuan membuka pandangan mahasiswa mengenai betapa perlunya kita menggalakkan ‘zero waste’ dalam segala aktivitas kita khususnya dalam kegiatan produksi.

Jika tidak, maka pemandangan seperti yang ada di hutan mangrove ini tidak akan berubah. Bersama-sama mahasiswa UWIKA dan Komunitas Nol Sampah membersihkan dan memunguti sampah yang ada di hutam mangrove Wonorejo.

Banyak dari mahasiswa bingung dan bertanya-tanya, bagamana bisa sampah ini ada di Hutan Mangrove tersebut.

Baca juga:
Wanita asal Probolinggo Disambar Kereta Api di Surabaya

"Sampah tersebut terbawa oleh arus laut hingga ke pesisir pantai, ketika laut mulai surut kemudian sampah-sampah tersebut tersangkut dan tertinggal di hutan mangrove, dan inilah yang sangat mengancam kehidupan mangrove Wonorejo," ujar Wawan

Risma salah satu dosen pembimbing KKN UWIKA mengatakan penilaian KKN ini tidak dilihat seberapa banyak sampah yang telah dikumpulkan mahasiswa dari hutan mangrove: Namun lebih kepada bagaimana mahasiswa bekerjasama dengan komunitas terkait untuk memahami dan menjaga keberadaan ekosistem ini.

"Banyak dari mereka mengatakan bahwa ini adalah pengalaman pertama kali bagi mereka bergelut dengan lumpur di hutan mangrove.Dan tak sedikit yang terheran-heran karena menemukan bermacam-macam sampah yang tak terduga dan tak terpikir akan mereka temui di sini, seperti sampah pakaian dalam,” ujar Risma.

Baca juga:
Pegadaian Dinoyo Surabaya Catat Rekor Transaksi Tembus Rp5 Miliar Pasca-Lebaran

Ekosistem laut sangat bergantung pada pola dan kebiasaan hidup manusia, sampah yang terbawa oleh arus laut hingga ke pesisir pantai sangat berdampak negatif terhadap mangrove dan menjadi perhatian penting bagi sesama untuk menjaganya.

Reporter: Arry Saputra

Editor: Erwin Yohanes