Pixel Codejatimnow.com

45 Desa Rawan Bencana, Banyuwangi Butuh Alat Deteksi Dini Tsunami

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
ilustrasi tsunami dari BNPB
ilustrasi tsunami dari BNPB

jatimnow.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi hingga kini belum memiliki alat pendeteksi dini Tsunami atau Early Warning System (EWS) yang berfungsi.

"Banyuwangi sendiri ada sembilan alat tetapi yang berfungsi hanya dua EWS namun itu milik BMKG yang dipasang di perairan di wilayah Grajagan dan perairan Muncar. Kalau kami (BPBD Banyuwangi red) tujuh alat EWS rusak," kata Kepala BPBD Banyuwangi Fajar Suasana, Rabu (2/1/2019).

Ia menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis oleh BNPB Pusat, di Blambangan sendiri terdapat 45 desa yang tersebar di 11 dari 25 kecamatan di Banyuwangi disebut daerah rawan bencana Tsunami.

"Dari 45 desa itu, ada yang tingkat kerawanannya tinggi, sedang, dan ringan. Yang tinggi itu di pantai wilayah selatan. Kalau dari Pantai Grajagan sampai wilayah Kota Banyuwangi masuk kategori sedang, dan dari wilayah kota sampai ke utara itu kategori rendah," urai Fajar.

Oleh karena itu, di Banyuwangi sendiri, merupakan daerah rawan terdampak dan terluas. Sebab panjang pesisir pantai di ujung timur Pulau Jawa ini sepanjang 175,6 kilometer.

Untuk itu, BPBD berharap kepada Pemerintah Banyuwangi agar dapat memperioritaskan pengadaan alat EWS ini sehingga ancaman bencana yang ada bisa dideteksi lebih awal.

Ditambahkan Kabid Kedaruratan BPBD Banyuwangi Eka Muharram, EWS
selain dapat mendeteksi dini tsunami, juga dapat mendeteksi banjir, longsor, dan gempa.

Baca juga:
Pasien RS Unair Kembali Dirawat Dalam Gedung, Usai Dievakuasi di Tenda Darurat

"Banjir juga perlu EWS, longsor juga perlu EWS, kemudian yang lain-lain seperti potensi bencana tsunami juga perlu EWS," kata Eka Muharram.

Ia melanjutkan, ke 7 EWS tersebut, merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pusat. Namun ke tujuh alat itu kurang berfungsi maksimal. Ada komponen alat yang rusak.

Menurut Eka, alat pendeteksi dini tsunami itu masih bisa diperbaiki.

Baca juga:
Pasien 2 RS Surabaya Dievakuasi ke Halaman, Bertahan di Tenda Darurat

"Akan tetapi dengan pertimbangan komponen alatnya yang cukup mahal. Maka lebih baik melakukan pengadaan alat yang baru," tukasnya.