Pixel Code jatimnow.com

Gempa Berkekuatan 5 Magnitudo Goyang Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Editor : Arif Ardianto   Reporter : LKBN Antara
Ilustrasi gempa/ jatimnow.com
Ilustrasi gempa/ jatimnow.com

jatimnow.com - Gempa bumi tektonik berkekuatan 5.0 Magnitudo mengguncang kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku pada Rabu (16/1/2019) pukul 08.40 WIT.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,93 LS - 128.97 BT dengan kedalaman 10 KM.

"Tepatnya di 109 KM Barat Laut Tepa, 238 KM Timur Laut Kisar dan177 KM Timur Laut Tiakur, Kabupaten Maluku Barat Daya serta 283 KM Barat Laut Saumlaki, ibu kota kabupaten MTB," kata Kepala BMKG Kelas I Ambon, Sunardi, Rabu (16/1/2019).

Menurut dia, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami, dan sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan.

Hasil monitoring BMKG juga belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.

Baca juga:
Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan

Data BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Ambon sebanyak 1.587 kali gempa bumi mengguncang Provinsi Maluku sepanjang 2018.

Sepanjang 2018 tercatat sebanyak 1.587 kali gempa bumi mengguncang provinsi Maluku, 61 kali diantaranya dirasakan tetapi tidak menimbukan kerusakan fasilitas lainnya.

Gempa yang terjadi di wilayah Maluku disebabkan adanya aktifitas pelepasan energi di zona tumbukan lempeng serta di zona-zona patahan aktif yang ada di wilayah Maluku.

Baca juga:
Ini Penjelasan BMKG soal Gempa di Perairan Tuban

Walaupun terjadi gempa bumi yang cukup banyak, tetapi gempa yang terjadi tidak menimbulkan kerusakan dan berpotensi tsunami.

Maluku merupakan wilayah yang rawan gempa dan tsunami, karena berada pada pertemuan tiga lempeng besar, yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.

Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia dan bertemu lempeng Pasifik. Pertemuan dua ini membuat terjadinya patahan yang tidak beraturan.