Pixel Codejatimnow.com

Sendirian di Magetan, Sadikun Tempati Rumah Tak Layak Huni

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Sadikun di depan rumahnya
Sadikun di depan rumahnya

jatimnow.com – Sudah setahun, Sadikun (87) warga Desa Sempol, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan menempati rumahnya yang hampir roboh. Lansia tersebut mengaku hidup dalam ketakutan akibat rumahnya yang telah bobrok.

Saat jatimnow.com mengunjungi rumahnya, Sadikun sedang memilih bajunya yang basah terkena air hujan karena atap rumahnya terbuka. Sadikun yang hidup sebatang kara tersebut kemudian menjemur pakaian di luar.

"Ya gimana lagi. Sudah setahun begini. Tiap hujan menjemuri pakaian di luar saat terang. Kalau hujan, ya terpaksa memakai baju yang basah," kata Sadikun kepada jatimnow.com, Rabu (23/1/2019).

Bapak dengan dua orang anak itu mengaku, harus menahan lapar jika kayu bakar yang dibuat memasak terkena air hujan.

Biasanya, Sadikun memasak beras yang diberi oleh desa. Terkadang, tetangganya memberikan sayur ketika Sadikun tidak bisa memasak karena kayu bakarnya basah terkena air hujan.

"Problemnya sama dengan baju. Kalau kayu bakarnya basah ya saya tidak memasak. Menunggu belas kasihan dari tetangga," kata Sadikun yang mengaku hidup sendiri sejak istrinya meninggal tahun 1989 tersebut.

Sadikun yang telah menempati rumah sejak 19 tahun lalu, diakui jika dirinya harus tidur diluar jika hujan deras datang. Sebenarnya, langkah Sadikun tidur di luar juga tidak menyelesaikan masalah.

Karena ketika hujan mengguyur, dirinya juga tetap terkena air. Namun Sadikun beralasan jika dirinya takut bila rumahnya ambruk tidak kuat menahan derasnya air hujan.

Baca juga:
Upaya Pemkab Gresik Entaskan Kemiskinan melalui LKS

Ketika malam tiba, rumahnya yang tidak ada penerangannya pun semakin gelap. Dirinya kemudian keluar, menggelar spanduk yang didapatkan dari tetangga di terasnya.

"Saya gelar di luar. Kemudian saya tidur di teras. Tahu-tahu besok sudah pagi lagi. Saya beraktifitas seperti mencari kayu bakar, memasak, menjemur pakaian kembali," ujarnya.

Ditanya tentang keinginannya, Sadikun menjawab jika tetap ingin tinggal di rumahnya. Dirinya hanya berharap agar pemerintah segera memperbaiki rumahnya.

"Saya pengennya segera dibangun saja. Saya takut kalau begini," jelasnya.

Baca juga:
Berhasil Tekan Kemiskinan Ekstrem, Pemkot Surabaya Terima Dana Insentif Fiskal

Ia menjelaskan, sebenarnya dua anaknya sudah ingin membawa dirinya ikut mereka di Madiun. Namun permintaan kedua anaknya ditolak.

"Saya tolak. Rumah ini membawa kenangan banyak," tegasnya.