Pixel Code jatimnow.com

Keren, Warga Ponorogo Ciptakan Alat Fogging Mini

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Ahmad Masruri, warga Ponorogo mempraktekkan cara kerja alat fogging mini ciptaannya
Ahmad Masruri, warga Ponorogo mempraktekkan cara kerja alat fogging mini ciptaannya

jatimnow.com - Ahmad Masruri, warga Desa Setono, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo menciptakan alat fogging mini. Ide itu muncul setelah beberapa tetangganya terjangkit demam berdarah akibat gigitan Nyamuk Aedes Aegipty.

Tidak asal-asalan Masruri menciptakan alat itu. Pengetahuan itu ia dapat saat merantau ke Korea Selatan pada tahun 2001 hingga 2005 lalu. Sebab di negeri ginseng itu, hampir setiap rumah memiliki alat fogging. Di negara itu, setiap dua minggu sekali warga melakukan penyemprotan ke lingkungan rumah hingga pabrik.

Alat itu bisa mengeluarkan asap putih pekat seperti mesin fogging pada umumnya. Bedanya, alat sederhana itu tidak mengeluarkan suara gemuruh.

Sementara dari pucuk alat tersebut terdapat logam berbentuk spiral. Nah, saat asap ke luar, logam tersebut akan berubah warna merah membara.

Selain itu, dari pucuk alat itu terdapat selang yang menghubungkan ke pompa sprayer berukuran sedang. Pompa itu biasa digunakan para pecinta burung kicau untuk memandikan peliharaannya.

Setelah ujung pompa ditekan, dari pompa itu akan mengalir cairan melewati selang menuju logam spiral. Dalam hitungan detik kepulan asap langsung ke luar dari ujung alat tersebut.

"Sebenarnya saya membuatnya sebelum musim penghujan datang," ungkap Masruri ditemui di rumahnya, Rabu (30/1/2019).

Baca juga:
SKK Migas Jabanusa Dukung Inovasi Anak Bangsa di Pameran SINOX-01 Surabaya

"Saya melihat petugas mencampurkan obat dengan solar. Dari situlah saya mengetahui cairan yang digunakan untuk fogging. Saat itu tinggal berpikir seperti apa cara kerja dan bentuk dari alat yang akan diciptakannya," tambah pria 36 tahun ini.

Dari itu, Masruri mulai membeli sejumlah peralatan untuk mencipatakan alat fogging tersebut. Setelah menyiapkan bahan berupa pipa tembaga bekas AC, gas gun, pompa sprayer dan gas portabel, dia mulai merakitnya.

Pipa tembaga bekas AC berbentuk spiral digunakan sebagai alat perambat panas. Pipa tembaga itu dihubungkan ke pompa sprayer menggunakan selang.

Selain itu, pipa tersebut juga dihubungkan ke gas portable melalui gas gun. Gas gun itulah yang akan memanasi pipa tembaga. Sehingga cairan berupa campuran malation dan solar di pompa spray berubah menjadi asap.

Baca juga:
Terminal Gapura Surya Nusantara jadi Pionir Modernisasi Pelabuhan Nasional

"Karena terkena panas ini, akhirnya jadi asap. Sebenarnya sederhana cara kerjanya," sambungnya.

Masruri menyatakan jika proses pengerjaan alat itu hanya memakan waktu dua jam saja. Apalagi dirinya sudah piawai melakukan pengelasan.

Awalnya, Masruri menciptakan alat itu untuk keperluannya sendiri. Namun belakangan, banyak orang yang memesan seiring mewabahnya demam berdarah di Ponorogo.

"Kebanyakan para pemesan merupakan warga di lingkungan terdampak demam berdarah. Tapi alat ini masih harus dikembangkan biar lebih sempurna," pungkasnya.